makalah gymnospermae
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi salah satu tugas yang disampaikan oleh Dosen kami.
Pada kesempatan ini pula, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan dan bahan kajian pada tugas ini.
Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga makalah yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Pada kesempatan ini pula, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan dan bahan kajian pada tugas ini.
Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga makalah yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Kupang,02 April
2017
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR
ISI ...................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN…………………………………………………3
A. Latar Belakang …………………………………………………… 3
B. Rumusan Masalah ………………………………………………... 4
C. Tujuan ……………………………………………………………. 4
D. Metodologi .............................................................................................4
BAB
II PEMBAHASAN ………………………………………………5
A. Pengertian Gymnospermae
………………………………………. 5
B. Ciri-ciri
Gymnospermae …………………………………………. 6
C. Klasifikasi Gymnospermae ………………………………………. 7
D. Identifikasi
dan Deskripsi
Tumbuhan.....................................................9
D. Reproduksi Gymnospermae ………………………………………28
BAB
III PENUTUP ……………………………………………………………30
A. Kesimpulan ………………………………………………………. 30
B. Saran …………………………………………………………….. 30
DAFTAR
PUSTAKA ……………………………………………….....31
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Tumbuhan berbiji ( Spermatophyta )
adalah tumbuhan yang mempunyai bagian yang di sebut biji. Pada dasarnya tumbuhan
biji itu dicirikan dengan adanya bunga sehingga sering disebut dengan tumbuhan
berbunga (Anthopyta). Biji dihasilkan oleh bunga setelah terjadi peristiwa
penyerbukan dan pembuahan. Dengan kata lain, biji dapat dihasilkan merupakan
alat pembiakan secara seksual (generatif). Selain itu, ada juga pembiakan
secara aseksual (vegetatif).
Tumbuhan berbiji di kelompokkan menjadi
dua anak divisi, yaitu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan
biji tertutup (Angiospermae). Pada tumbuhan biji terbuka, biji tidak tertutup
dengan daging buah atau daun buah (karpelum). Misalnya, pada cemara, pinus, dan
damar. Sementara itu, pada tumbuhan berbiji tertutup, biji di tutupi oleh
daging buah atau daun buah. Misalnya, pada mangga, durian, dan jeruk. Dalam
tumbuhan berbiji banyak sekali ordo ataupuun famili dari tiap divisi. Hal ini
membuktikan bahwa tumbuhan berbiji merupakan tumbuhan yang dapat dikatakan
tumbuhan yang memiliki bagian yang sangatlah banyak.
Gymnospermae telah hidup di bumi sejak
periode Devon (410-360 juta tahun yang lalu), sebelum era dinosaurus. Pada saat
itu, Gymnospermae banyak diwakili oleh kelompok yang sekarang sudah punah dan
kini menjadi batu bara : Pteridospermophyta (paku biji), Bennettophyta dan
Cordaitophyta. Anggota-anggotanya yang lain dapat melanjutkan keturunannya
hingga sekarang. Angiospermae yang ditemui sekarang dianggap sebagai penerus
dari salah satu kelompok Gymnospermae purba yang telah punah (paku biji).
B. Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat kami rumuskan
adalah sbb:
1. Apa
pengertian Gymnospermae?
2. Bagaimana
ciri-ciri Gymnospermae?
3. Bagaimana
klasifikasi Gymnospermae?
4. Bagiamana
identifikasi dan deskripsi tumbuhan
tersebut?
5. Bagaimana
reproduksi Gymnospermae?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas,
adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sbb:
1. Untuk
mengetahui apa itu Gymnospermae?
2. Untuk
mengetqhui apa saja ciri-ciri Gymnospermae?
3. Untuk
mengetahui klasifikasi Gymnospermae?
4. Untuk
mengetahui identifikasi dan deskripsi
tumbuhan tersebut?
5. Untuk
mengetahui cara reproduksi Gymnospermae?
D. Metodologi :
1.
Berdasarkan hasil survei
2.
Berdasarkan hasil pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Gymnospermae
Tumbuhan dibagi menjadi dua, yaitu
tumbuhan tak berpembuluh (non vaskuler) dan tumbuhan berpembuluh (vaskuler).
Tumbuhan tak berpembuluh yaitu lumut, sedangkan tumbuhan berpembuluh terdiri
atas tumbuhan tak berbiji, yaitu paku dan tumbuhan berbiji.
Tumbuhan berbiji ( Spermatophyta )
adalah tumbuhan yang mempunyai bagian yang di sebut biji. Pada dasarnya
tumbuhan biji itu dicirikan dengan adanya bunga sehingga sering disebut dengan
tumbuhan berbunga (Anthopyta). Biji dihasilkan oleh bunga setelah terjadi
peristiwa penyerbukan dan pembuahan. Tumbuhan berbiji di kelompokkan menjadi dua
anak divisi, yaitu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan biji
tertutup (Angiospermae).
Gymnospermae adalah tumbuhan yang
memiliki biji terbuka. Gymnospermae berasal dari bahasa Yunani, yaitu gymnos yang berarti telanjang dan sperma yang berarti biji, sehingga
gymnospermae dapat diartikan sebagai tumbuhan berbiji terbuka.
Pada tumbuhan berbunga (Angiospermae
atau Magnoliphyta), biji atau bakal biji selalu terlindungi penuh oleh bakal
buah sehingga tidak terlihat dari luar. Pada Gymnospermae, biji nampak
(terekspos) langsung atau terletak di antara daun-daun penyusun strobilus atau runjung.
Gymnospermae telah hidup di bumi sejak
periode Devon (410-360 juta tahun yang lalu), sebelum era dinosaurus. Pada saat
itu, Gymnospermae banyak diwakili oleh kelompok yang sekarang sudah punah dan
kini menjadi batu bara
Gymnospermae berasal dari
Progymnospermae melalui proses evolusi biji. Hal tersebut dapat dilihat dari
bukti-bukti morfologi yang ada. Selanjutnya Progymnospermae dianggap sebagai nenek
moyang dari tumbuhan biji. Progymnospermae mempunyai karakteristik yang
merupakan bentuk antara Trimerophyta dan tumbuhan berbiji. Meskipun kelompok
ini menghasilkan spora, tetapi juga menghasilkan pertumbuhan xylem dan floem
sekunder seperti pada Gymnospermae. Progymnospermae juga sudah mempunyai
kambium berpembuluh yang bifasial yang mampu menghasilkan xilem dan floem
sekunder. Kambium berpembuluh merupakan ciri khas dari tumbuhan berbiji. Salah
satu contoh Progymnospermae adalah tipe Aneurophyton yang hidup pada jaman
Devon, sudah menunjukkan system percabangan tiga dimensi dengan stelenya yang
bertipe protostele. Contoh lainnya adalah tipe Archaeopteris yang juga hidup di
jaman Devon. Kelompok ini dianggap lebih maju karena sudah menunjukkan adanya
system percabangan lateral yang memipih pada satu bidang dan sudah mempunyai
struktur yang dianggap sebagai daun. Batangnya mempunyai stele yang bertipe
eustele yang menunjukkan adanya kekerabatan dengan tumbuhan berbiji yang
sekarang.
B. Ciri-ciri
Gymnospermae
Gymnospermae
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Bakal
biji tidak terlindungi oleh daun buah.
2. Pada
umumnya perdu atau pohon, tidak ada yang berupa herba. Batang dan akar
berkambium sehingga dapat tumbuh membesar. Akar dan batang tersebut selalu
mengadakan pertumbuhan menebal sekunder. Berkas pembuluh pengangkutan kolateral
terbuka. Xilem pada gymnospermae hanya terdiri atas trakeid saja sedangkan
floemnya tanpa sel-sel pengiring.
3. Mempunyai
akar, batang, dan daun sejati.
4. Bentuk
perakaran tunggang.
5. Daun
sempit, tebal dan kaku.
6. Tulang
daun tidak beraneka ragam.
7. Tidak
memiliki bunga sejati.
8. Alat
kelamin terpisah, serbuk sari terdapat dalam strobilus jantan dan sel telur
terdapat dalam strobilus betina.
9. Struktur
perkembangbiakan yang khas adalah biji yang dihasilkan bunga ataupun
runjung. Setiap biji mengandung bakal
tumbuhan , yaitu embrio yang terbentuk oleh suatu proses reproduksi seksual.
Sesudah bertunas embrio ini tumbuh menjadi tumbuhan dewasa.
10. Sperma
atau sel kelamin jantan menuju kesel telur atau sel kelamin betina melalui
tabung serbuk sari hanya terdapat pada tumbuhan berbiji.
11. Tumbuhan
biji mempunyai jaringan pembuluh yang rumit. Jaringan ini merupakan saluran
menghantar untuk mengangkut air, mineral, makanan dan bahan – bahan lain.
12. Tumbuhan
berbiji terbuka memiliki pigmen hijau (klorofil) yang penting untuk
fotosintesis yaitu suatu proses dasar pembuatan makanan pada tumbuhan.
13. Gymnospermae
memiliki batang yang tegak lurus dan bercabang-cabang. Daunnya jarang yang
berdaun lebar, jarang yang bersifat majemuk, dan system pertulangan daunnya
tidak banyak ragamnya. Hal ini sangat berbeda dengan karakteristik daun yang
terdapat pada angiospermae yang sistem pertulangannya beraneka ragam.
C. Klasifikasi
Gymnospermae
Gymnospermae
terdiri dari beberapa divisi baik yang sudah punah maupun yang masih ada sampai
sekarang, yaitu mencakup 3 divisi yang telah punah dan 4 divisi yang masih
bertahan.
Tiga divisi
tumbuhan Gymnospermae yang sudah punah adalah:
1. Bennetophyta
2. Cordaitophyta
3. Pteridospermophyta,
sudah punah namun dianggap sebagai moyang Angiospermae.
Tumbuhan
Gymnospermae yang masih ada sampai sekarang adalah:
1. Ginkgophyta
Anggota divisio ini yang masih ada
adalah Ginkgo biloba (Ginko). Ginkgo merupakan pohon besar, dapat mencapai
ketinggian lebih dari 30 meter. Daun lebar berbentuk seperti kipas, dengan
belahan yang berlekuk dalam. Tulang daun berbentuk menggarpu.
Ginko merupakan tumbuhan Gymnospermae
yang meranggas, berumah dua, biji keras berwarna kekuningan, berukuran sebesar
kelereng, berbau tidak enak. Ginko digunakan sebagai bahan obat-obatan dan
kosmetik. Hanya satu jenis yang masih bertahan: Ginkgo biloba
2. Cycadophyta
Kelas ini hanya mempunyai 1 bangsa,
yaitu Cycadales dan 1 suku, yaitu Cycadaceae. Ciri yang khas untuk tumbuhan ini
adalah batang yang tidak bercabang, daun majemuk, seperti kulit, tersusun
sebagai tajuk di puncak batang yang memanjang.
Sporofil tersusun dalam strobilus
berumah dua (dalam satu strobilus terdapat 1 alat kelamin). Strobilus jantan
sangat besar, tersusun oleh sporofil-sporofil berbentuk sisik, dan banyak
mikrosporangium. Pada strobilus betina (megasporofil), sporofil berupa sisik
dengan 2 bakal biji. Contoh: Cycas rumphii (pakis haji).
3. Coniferophyta
atau dapat disebut
Pinophyta
Ciri utama anggota Coniferae adalah
adanya tajuk berbentuk kerucut (Coniferae berasal dari kata conus = ‘kerucut’
dan ferein = ‘mendukung’). Anggotanya dapat berupa semak, perdu, atau pohon.
Daun-daunnya berbentuk jarum, sehingga sering disebut pohon jarum. Tumbuhan ini
berumah dua, tetapi ada juga yang berumah satu. Kelas Coniferae terdiri dari
beberapa ordo, antara lain Ordo Araucariales, Ordo Podocarpales, Ordo
Cupressales, dan Ordo Pinales.
Ordo-ordo tersebut umumnya disusun oleh
satu suku. Contoh anggota Ordo Araucariales adalah Agathis alba
(Araucariaceae), contoh anggota Ordo Podocarpales adalah Podocapus imbricata
(Podocarpaceae), dan contoh anggota Ordo Pinales adalah Pinus silvetris, Abies
nordmanniana, dan Pinus merkusii (Pinaceae). Sedangkan Ordo Cupressales terdiri
atas dua suku, yaitu Taxodiaceae (contohnya Sequoia gigantea) dan Famili
Cupressaceae (contohnya Juniperus communis).
4. Gnetophyta
Dengan anggota hanya 3 genus: Gnetum
(melinjo dan kerabatnya), Welwitschia, dan Ephendra. Divisio ini memiliki
strobilus jantan yang tersusun majemuk, daun berhadapan atau melingkar, seluruh
pembuluh terdapat pada kayu sekunder dan tidak terdapat saluran resin. Contoh:
Gnetum gnemon (melinjo), daun muda, biji dan bunganya dapat disayur. Bijinya dibuat
menjadi emping,kulit kayunya digunakan sebagai bahan pembuatan benang atau
kertas
C.
Identifikasi
Gymnospermae dan Deskripsi Tumbuhan
1. Ordo
Cycadales, Divisi Cycadophyta
Ordo ini dicirikan dengan bentuk dan
susunan daun yang mirip dengan pohon palem. Batang tidak bercabang, akar
serabut, dan ujung daun mudanya menggulung seperti daun tumbuhan paku muda,
termasuk dalam tumbuhan berumah dua. Alat kelamin jantan dan alat kelamin
betina terdapat pada pohon yang berbeda. Pohon jantan mempunyai tongkol dengan
kotak-kotak berisi serbuk sari. Pohon betina membentuk daun buah yang pipih
yang pada lekukan tepi daun buah terdapat bakal biji.
Ordo ini beranggotakan sembilan genus
yang masih hidup sampai sekarang dan meliputi sekitar 100 spesies. Meskipun
tumbuhan ini tidak ditemukan dalam fosil diduga sudah muncul pada zaman trias
sampai kapur awal. Tanda-tanda khas golongan ini adalah batang tidak bercabang,
daun majemuk tersusun sebagai tajuk di pucak pohon. Cycadales baik ditemukan
baik di wilayah tropic maupun subtropik, misalnya Zamia dan Cycas rumphii
(pakis haji).
Adapun ciri –
ciri umum dari ordo Cycadales adalah :
a. Berupa
pohon, seperti kelapa sawit dengan pertulangan daun sejajar. Batang tidak
bercabang, daunnya majemuk, tersusun sebagai tajuk di puncak pohon.
b. Berumah
dua, artinya ada tanaman jantan yang menghasilkan strobilus jantan dan tanaman
betina yang menghasilkan strobilus betina pada tanaman yang berbeda.
c. Anggota
ini menghasilkan strobilus yang besar. Meskipun demikian, rata – rata
reproduksinya rendah. Dari 15 – 20 strobilus yang dihasilkan tumbuhan Cycas
jantan, hanya satu atau dua saja yang siap melepaskan serbuk sarinya. Strobilus
jantan ini menghasilkan aroma yang membuat serangga tertarik untuk datang.
Setelah datang, serangga tersebut akan memakan strobilus dan berkembang biak.
Pada saat yang sama, strobilus betina menghasilkan bau yang dapat mengusir
serangga yang datang kepadanya. Setelah beberapa waktu, strobilus betina
menghasilkan aroma yang justru menarik serangga yang berasal dari strobilus
jantan. Sambil membawa mikrospora dari strobilus jantan, serangga tersebut
menuju strobilus betina dan terjadilah polinasi.
d. Daun
berbagi menyirip, tersusun roset batang, daun muda menggulung.
e. Mirip
palma berkayu berbentuk pohon atau semak.
f. Strobilus
terminalis, uniseksualis, dioecious.
g. Strobilus
jantan mengandung banyak sekali mikrosporofil yang tersusun spiral dengan
mikrosporangia pada permukaan bawah.
h. Gamet
jantan (spermatozoid) motil, di lingkungan air, penting untuk penyerbukan.
i.
Jumlah ovuli dua atau
lebih pada tiap megasporofil.
j.
Megasporofil mirip bulu
ayam, tersusun longgar di ujung batang atau tersusun rapat dan kompak.
v Deskripsi Tumbuhan
Pakis haji (Cycas
rumphii)
1.
Berdasarkan Hasil Survei
( Lokasi Di Penfui )
Akar : serabut,berwarna kuning
Batang : bulat,
permukaan kasar, dan berwarna coklat kehitaman.
Daun : daun
penuh melingkar di ujung. Tipe daun majemuk, menyirip, lanset mengkilat. Panjang sampai 2,5 m, lebar
20-30 cm dan 50-150 pasang dauhn
pinak, tangkai berduri tajam, berwarna hijau.
Bunga : bungan majemuk, bentuk bulir menyatu dengan
cone, cone betina pada ujung dengan banyak karpofil, dengan panjang mencapai 50 cm, tangkai pendek, kuning kecoklatan.
Buah : berbentuk elips, berwarna coklat.
Biji
: biji membulat telur-menjorong,
diameter 3-5 cm berwarna coklat.
2. Berdasarkan
Hasil Pustaka
Strobilus jantan
Strobilus betina
Strobilus
jantan dan strobilus betina pada tanaman pakis haji dihasilkan oleh pohon yang
berlainan. Strobilus jantan terdiri dari
banyak mikrosporofil (stamen) yang tersusun spiral, masing-masing membawa
banyak mikrosporangia (kantung sari) pada permukaan bawahnya. Sedangkan
strobilus betina berbentuk sisik dengan 2-5 bakal biji. Megaspora (karpel) dari
strobilus betina tersusun lepas satu dengan yang lain, setiap makrospora
membawa 2 atau lebih ovula dipinggirnya. Ovul kemudian akan berkembang dan
menghasilkan biji. Dengan bantuan angin atau hewan, karrena strobilus jantan
menghasilkan aroma yang membuat serangga tertarik kepadanya. Setelah datang,
serangga tersebut akan memakan strobilus dan berkembangbiak pada saat yang
sama.
Klasifikasi
Ø Kingdom
:
Plantae (tumbuhan)
Ø Subkingdom :
Tracheobionta (berpembuluh)
Ø Superdivisio
:
Spermatophyta (menghasilkan biji)
Ø Divisio :
Cycadophyta (sikas)
Ø Kelas
:
Cycadopsida
Ø Ordo
:
Cycadales
Ø Familia
:
Cycadaceae
Ø Genus
:
Cycas
Ø Spesies
:
Cycas rumphii
Ciri-Ciri Pakis Haji
a.
Tumbuhan
Biji Terbuka Yang Berbentuk Menyerupai Pohon Kelapa.
b.
Daun
Berbentuk Pita Dan Bertulang Daun Sejajar
c.
Daun
Yang Masih Muda Menggulung Seperti Tumbuhan Paku
d.
Batangnya
Tidak Bercabang.
e.
Susunan
Anak Daunnya Yang Tersusun Berpasangan
f.
Berakar
Tunggang
g.
Klorofil
Tidak Di Dalam Kloroplas, Tetapi Tersebar Di Seluruh Sitoplasma
h.
Memiliki
Pigmen Fikosianin
Habitat :
Jenis ini dapat ditemukan di daerah
tropis dan subtropis.
Manfaat :
buah pakis dapat
mengobati diabetes mellitus dan perdarahan menstruasi,batang pakis dapat
mengobati hepatitis, daun pakis dapat mengobati bisul, radang kulit bernanah,
atau luka bakar, pada daun pakis rambat berguna untuk penyakit amandel dan
darah tinggi.
Akar beberapa jenis pakis haji dapat
diinfeksi oleh sejenis Cyanobacteria,
Anabaena cycadeae , yang pada gilirannya menguntungkan kedua pihak (
simbiosis mutualistis). Akar yang terinfeksi akan membentuk semacam bintil-bintil
yang berisi jasad renik tersebut. Beberapa pakis haji yang besar dapat dimakan
bagian teras batangnya, karena mengandung pati.
2. Ordo
Ginkgoales, Divisio Ginkgophyta
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan asli
dari daratan Cina. Tinggi pohon dapat mencapai 30 meter, daun berbentuk kipas
mudah gugur. dan berumah dua. Berdasarkan bukti fosil ginkgo diperkirakan telah
hidup sejak jaman jura (181 juta tahun yang lalu). Serbuk sari dan bakal biji
dihasilkan oleh individu yang berlainan. Anggota kelompok ini hanya ada satu
species yaitu Ginkgo biloba. Spesies ini tercatat sebagai spesies pohon tertua
di dunia. Selama 80 tahun spesies ini belum pernah berubah.
v Deskripsi Tumbuhan
Ginkgo biloba
1.
Berdasarkan Hasil pustaka
Gingko
biloba
Klasifikasi Ginkgo
biloba
Ø Kingdom
:
Plantae
Ø Divisio
:
Ginkgophyta
Ø Class
:
Ginkgoopsida
Ø Ordo
:
Ginkgoales
Ø Family
:
Ginkgoaceae
Ø Genus
:
Ginkgo
Ø Spesies
:
Ginkgo biloba
(Strobilus
Jantan) (Strobilus
Betina)
Ciri khas tanaman
ini adalah
a. Mempunyai
daun yang berbentuk seperti kipas dengan lebar 5 sampai 10 sentimeter dan
tinggi batang mencapai 30 meter. Selain itu, daunnya juga ada yang berbentuk
mirip daun paku kelompok suplir.
b. Ketika
musim penyerbukan tiba, tanaman ini mengeluarkan bau yang kurang sedap dan
dijauhi oleh manusia. Habitus pohon tinggi lebih dari 1000 kaki, daun berubah
warna dan menggugurkan daunnya pada musim rontok.
c. Tumbuhan
berumah dua (diesis)
d. Gamet
jantan motil, penyerbukan di air.
e. Daun
muda menggulung, melebar bentuk kipas, daun terbagi dua simetris karena lekukan
yang dalam, mengalami perkembangan.
f. Strobilus
jantan berbentuk kerucut; strobilus betina dngan 2 ovuli yang berbeda
kematangannya; ovulum mempunyai pembungkus berdaging yang dapat berubah warna.
g. Lembaga
mempunyai 2 cotyledon.
Habitat:
Gingko biloba merupakan spesies
tunggal dari salah satu divisio anggota tumbuhan berbiji terbuka yang pernah
tersebar luas di dunia. Pada masa kini tumbuhan ini diketahui hanya tumbuh liar
di Asia Timur Laut, namun telah tersebar luas di berbagai tempat beriklim
sedang lainnya sebagai pohon penghias taman atau pekarangan.
Manfaat :
Berfungsi
sebagai antioksidan untuk menekan radikal bebas, untuk meremajakan sel-sel otak
yaitu dengan cara memulihkan reseptor-reseptor di dalam otak serta meningkatkan
serotonin.Mempunyai kemampuan untuk memperbaiki peredaran darah dan dapat memacu produksi
molekul energi ATP.
3. Ordo
Pinales, Divisio Coniferophyta
Coniferae
atau lebih dikenal sebagai kelompok tumbuhan konifer diduga tumbuh melimpah
pada masa Mesozoikum. Hingga saat ini Coniferae merupakan tumbuhan dominan
penyusun hutan konifer di belahan bumi utara, dan sebagian tumbuh di pegunungan
tropis. Coniferae pada umumnya berupa pohon yang tinggi, contohnya General
Sherman (Sequoiadendron giganteum) yang merupakan pohon tertinggi di dunia.
Daun konifer berbentuk kecil, tebal, seperti jarum atau sisik, dan tampak
selalu berwarna hijau (evergreen).
Coniferae pada umumnya berumah satu karena memiliki dua jenis konus; jantan dan betina. Namun biasanya konus jantan dan betina terletak pada cabang yang berbeda. Konus jantan berukuran lebih kecil dibandingkan konus betina. Konus jantan tumbuh secara bergerombol.
Coniferae pada umumnya berumah satu karena memiliki dua jenis konus; jantan dan betina. Namun biasanya konus jantan dan betina terletak pada cabang yang berbeda. Konus jantan berukuran lebih kecil dibandingkan konus betina. Konus jantan tumbuh secara bergerombol.
a. Pinus
Merupakan tanaman perdu yang tingginya
mencapai 10 – 40 cm dan tumbuh di ketinggian 300 sampai 1.800 meter di atas
permukaan laut. Pohon pinus sering dimanfaatkan kayunya untuk diolah menjadi
furnitur, perabot rumah tangga, korek api, sumpit dan lain sebagainya.
v Deskripsi Tumbuhan
Pinus merkusi
1.Berdasarkan hasil pustaka
(Pohon Pinus)
(Pohon Pinus)
Klasifikasi
Ø Kingdom
: Plantae
Ø Divisi
: Coniferophyta
Ø Sub
Divisi : Spermatophytina
Ø Kelas
: Pinopsida
Ø Ordo
: Pinales
Ø Famili
: Pinaceae
Ø Genus
: Pinus L.
Ø Spesies
: Pinus
merkusii
(strobilus betina) (strobilus jantan)
Strobilus jantan dan betina pada
pinus terpisah, namun masih berada pada satu pohon yang sama. Bunga jantan
mirip untai. Benang sari banyak, tangkai sari dengan ujung serupa perisai,
ruang sari dua, menggantung di bawah perisai ujung. Strobilus jantan membawa
banyak mikrosporofil yang tersusun spiral, pada tiap mikrosporofil terdapat
sepasang mikrosporangia, mikrospora bersayap.
Bunga betina yang dinamakan kerucut dengan banyak sisik kerucut yang
tertimbun rapat, tersusun secara spiral. Sisik penutup serupa selaput,
kerapkali kemudian menghilang. Strobilus betina membawa sejumlah sisik-sisik
ovula yang juga tersusun spiral, sisik ovula tumbuh pada ketiak sisi braktea.
Setiap sisik ovula membawa 2 ovula pada permukaan atasnya. Sel kelamin jantan dihasilkan oleh runjung
jantan atau strobilus jantan. Sel kelamin betina dihasilkan oleh strobilus
betina. Bijinya pipih berbentuk bulat telur dengan sayap besar. Strobilus
betina yang sudah masak tumbuh menjadi konus atau runjung yang mengeras dan
mengayu.
Ciri khas Pinus merkusii :
1) Perakaran
pada tanaman pinus adalah akar tunggang. Struktur perakarannya kuat mencengkram
tanah, bercabang-cabang dan umumnya berwarna cokelat. Akar lembaga akan terus
tumbuh menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar yang lebih kecil,
menyebabkan daerah perakaran menjadi luas dan jangkauan penyerapan air dan
unsur hara lebih luas juga.
2) Pohon
pinus mempunyai batang yang di bagian bawahnya lebih besar dan semakin ke atas
semakin mengecil, sehingga jika dilihat dari kejauhan membentuk seperti kerucu
atau limas yang memanjang. Bentuk batangnya membulat, tajuk pohon muda
berbentuk menyerupai piramid, setelah tua menjadi lebih menyebar dan rata.
tumbuh batang pinus yaitu tegak lurus ke atas (erectus). Permukaan batang pinus
retak-retak dan berwarna kecokelatan. Percabangan batangnya monopodial, yaitu
batang pokok tampak lebih jelas dan lebih cepat pertumbuhannya dari pada
cabang-cabang
3) Daun
tanaman pinus merupakan daun majemuk. Daun berbentuk jarum & berkelompok
atau serupa sisik, daun dan sisik tersusun spiral, sisik dan braktea lepas.,
dari pangkal sampai ujung daun hampir sama lebarnya. Panjang daun sekitar 10 –
20 cm. bagian pangkal daun pinus diselubungi sisik berupa selaput tipis. Ujung
daun pinus meruncing dan pangkal daunnya rompang serta bagian tepi daun merata.
Rantingnya berukuran pendek berbentuk seperti jarum.
4) Strobilus
bentuk conus. Strobilus jantan dan betina dalam satu pohon; strobilus jantan
lebih kecil dari pada strobilus betina (berkayu), terletak aksilaris.
Penyerbukan & penyebaran biji dengan bantuan angin.
Habitat :
Pinus
merkusii umum tumbuh di Sumatra utara hingga ketinggian 2000 m dpl.
Manfaat :
Hampir
semua bagian tumbuhan ini bisa dimanfaatkan yang paling umum adalah dengan
menyadap batang untukkemudian diolah menjadi terpentin Terpentin sebagaimana anda
ketahui merupakan bahan industri parfum, obat-obatan, dan disinfektan.
Sedangkan gondorukem merupakan bahan untuk membuat sabun, resin dan cat.
Kayu
Pinus merkusii juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi korek api,
pulp, tiang listrik, sutra tiruan, kayu lapis, dan kertas serat panjang. Selain
itu bagian kulitnya dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan dan kemudian abunya
dipakai menjadi campuran pupuk karena kandungan kaliumnya yang cukup tinggi.
Buahnya juga sudah diteliti untuk diolah menjadi bahan pembuatan briket.
b.Cemara kipas (Platycladus orientalis)
Tanaman cemara kipas adalah tanaman hias
yang termasuk dalam keluarga Cupressaceae, orang orang dari Eropa yang pertama
kali membudidayakan tanaman cemara kipas sebagai tanaman hias. Tanaman cemara
kipas biasanya ditanam di dataran medium dan menyukai lingkungan yang lembab,
dan tumbuh secara liar di hutan basah atau rawa rawa.
Selain sebagai tanaman hias, tanaman
cemara kipas sering dimanfaatkan sebagai tanaman obat karena daunnya yang
berkhasiat untuk mengobati demam, batuk dan mencret.
v Deskripsi Tumbuhan
Cemara kipas (Platycladus
orientalis)
1.Berdasarkan
hasil survei
(Lokasi: jln. Tompelo asrama Tentara, samping RRI)
Cemara kipas merupakan
anggota cemara-cemaraan yang ditanaman sebagia tanaman hias di perkarangan
rumah. Tanaman berbentuk kerucut dan daun membentuk penampakan kipas yang
menarik. Cemara kipas juga sering dijadikan cemara hias untuk perayaan natal.
1.
Berdasarkan hasil pustaka
(Strobilus betina) (Strobilus Jantan)
Cara pembibitan pada pohon cemara
kipas ini sama seperti pohon cemara afrika yaitu dengan cara mencangkok. Maka
anda harus memilih batang dari pohon cemara yang sudah cukup umur dan memiliki
panjang di atas 30cm. Lalu potong dan kerat kulit batang pohon cemara tersebut.
Kemudian bungkus dengan tanah, lalu balut dengan plastik bening agar dapat di
pantau pertumbuhan akarnya. Lakukanlah penyiraman sehari sekali agar akar cepat tumbuh dengan baik. Setelah
akar sudah tumbuh banyak, segeralah potong dan diamkan 24jam di tempat yang
lembab setelah itu baru bisa di tanam
Klasifikasi
Ø Kingdom : Plantae
Ø Divisi : Coniferophyta
Ø Kelas : Pinopsida
Ø Ordo
: Pinales
Ø Famili
: Cupressaceae
Ø Genus
: Platycladus
Ø Spesies
: Platycladus
orientalis
Ciri-ciri
tanaman ini antara lain:
1) Tanaman
cemara kipas memiliki sistem perakaran tunggang dan warna akarnya putih
kekuningan.
2) Tanaman
cemara kipas adalah tanaman perdu yang mempunyai tinggi mencapai sekitar 3
sampai 5 meter. Tanaman cemara kipas mempunyai bentuk keseluruhan yang
mengerucut, dan sering dijadikan sebagai pohon perayaan Natal. Tanaman cemara
kipas memiliki batang yang berdiri tegak dan berbentuk bulat. Batang cemara
kipas mempunyai permukaan yang kasar, dan berwarna cokelat serta percabangan
banyak. Kayu tanaman cemara kipas bisa dimanfaatkan sebagai bahan dalam
pembuatan pagar, tiang atau perahu.
3) Tanaman
cemara kipas mempunyai daun yang majemuk dan berwarna hijau. Cemara kipas
memiliki cabang daun yang mengerucut ke samping membentuk layaknya kipas dan
bersisik. Daun cemara kipas ini berbentuk pipih seperti jarum jarum yang
tumpul.
4) Tanaman
cemara kipas termasuk tumbuhan berumah satu. Strilobus betina cemara kipas
berbentuk seperti lonceng dan terletak di dasar cabang, sedangkan strilobus
jantan berbentuk seperti cawan bercangap dua dan terletak di bagian ujung
cabang serta berwarna hijau.
Habitat :
Tumbuhan ini dapat hidup secara alami dimana saja kecuali pada dataran rendah yang ketinggiannya kurang dari 200 m dpl. Namun di beberapa tempat, tumbuhan ini sering ditemui.
Tumbuhan ini dapat hidup secara alami dimana saja kecuali pada dataran rendah yang ketinggiannya kurang dari 200 m dpl. Namun di beberapa tempat, tumbuhan ini sering ditemui.
Manfaat :
Sebagai pohon natal, obat cacing, meredakan batuk hingga bronkhitis, mengandung vitamin c, menghilangkan sakit otot
Sebagai pohon natal, obat cacing, meredakan batuk hingga bronkhitis, mengandung vitamin c, menghilangkan sakit otot
c. Damar
adalah sejenis pohon anggota tumbuhan
runjung (Gymnospermae) yang merupakan tumbuhan asli Indonesia. Damar menyebar
di Maluku, Sulawesi, hingga ke Filipina (Palawan dan Samar). Di Jawa, tumbuhan
ini dibudidayakan untuk diambil getah atau hars-nya.
v Deskripsi Tumbuhan
Damar (A.
dammara)
1.Berdasarkan hasil pustaka
(Pohon Damar)
Ø Kingdom : Plantae
Ø Divisi : Pinophyta
Ø Kelas : Pinopsida
Ø Ordo : Pinales
Ø Famili : Araucariaceae
Ø Genus : Agathis
Ø Spesies : A.
dammara
(Buah Pohon Damar)
Ciri-ciri damar antara lain:
1) Berhabitus
Pohon, tahunan, tinggi 30 – 40 m.
2) Batang
, berkayu, bulat, lurus, bergetah, abu-abu.
3) Daun
tunggal, berhadapan, lonjong, tebal, tepi rata, ujung dan pangkal runcing,
panjang ± 10 cm, lebar ± 5 cm, pertulangan menyirip, tangkai panjang ± 2 cm,
hijau mengkilat.
4) Bunga
Majemuk, berumah satu, bunga jantan bertumpuk pada tunas yang muda, silindris,
ujung runcing, bersisik, merah kecoklatan.
5) Buah
Lonjong, berperisai pipih seperti sisik, panjang ± 6 mm, putih kekuningan.
6) Biji
Pipih, putih.
7) Akar
Tunggang, kuat, coklat.
Habitat :
Damar tumbuh secara alami di hutan
hujan dataran rendah sampai ketinggian sekitar 1.200 m dpl. Namun di Jawa,
tumbuhan ini terutama ditanam di pegunungan.
Manfaat :
Manfaat :
Damar teristimewa ditanam untuk
diambil resinnya, yang diolah menjadi kopal.Resin ini adalah getah yang keluar
tatkala kulit atau kayu damar dilukai. Getah akan mengalir keluar dan membeku
setelah kena udara beberapa waktu lamanya. Lama-kelamaan getah ini akan
mengeras dan dapat dipanen; yang dikenal sebagai kopal sadapan. Getah juga
diperoleh dari deposit damar yang terbentuk dari luka-luka alami, di atas atau
di bawah tanah; jenis yang ini disebutkopal galian.
4. Ordo
Gnetales, Divisio Gnetophyta
Anggota kelompok ini berupa perdu, liana
(tumbuhan pemanjat) dan pohon. Daun berbentuk oval/lonjong dan duduk daun
berhadapan dengan bentuk urat daun menyirip. Pada xilem terdapat trakea dan
floem tidak memiliki sel pengiring. Strobilus tidak berbentuk kerucut. Ordo ini dicirikan
dengan :
a. Batang
pohon yang lurus kira-kira 20 meter dan bercabang.
b. Akarnya
tunggang.
c. Tulang daun menyirip, tipis dan melebar.
d. Berumah dua karena strobilus jantan dan betina
terletak pada pohon yang berbeda. Namun
ada pula yang berumah satu, strobilus jantan dan betina terdapat dalam 1 pohon.
e. Strobilus
uniseksual atau biseksual tidak sempurna, memanjang dan ber-buku-buku. Bunga
jantan berkelompok aksilaris, berkarang, tiap bunga dengan brakteola bersatu.
Bunga betina berkelompok aksilaris, berkarang, tiap bunga memiliki tiga (3)
lapisan pelindung. Biji dilindungi perianth yang berdaging. Memiliki ovulum
yang lebih tertutup, tetapi mikropilnya tetap terbuka.
f. Liana
berkayu, beberapa tegak.
g. Percabangan
bersendi dan menebal
h. Daun
sederhana, berhadapan, menyirip
Contoh yang terkenal dari kelompok ini
adalah Gnetum gnemon (melinjo), yang daun dan bijinya dapat dimakan, sedangkan
kayunya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas, serat tali, dan perabot
rumah tangga. Melinjo banyak digunakan oleh orang Indonesia untuk sayur –
sayuran dan emping.
v Deskripsi Tumbuhan Melinjo (Gnetum gnemon)
1.
Berdasarkan
hasil survei
Gnetum
gnemon (Melinjo)
Lokasi : Jln. Timor Raya-oesapa
1. Akar
Akar tunggang,
merayap kepermukaan, berwarna kecoklatan hingga abu – abu gelap, dan juga dalam
menembus dengan kedalam tanah 3-5 meter bahkan lebih. Perakaran ini bermanfaat
untuk menyokong tanaman agar lebih kuat dan membantu menyerap unsur air dalam
tanah.
2. Batang
Batang melinjo
berbentuk bulan memanjang, dengan diamater 10-20 cm bahkan lebih, tumbuh tegak
dengan panjang mencapai 15 – 20 m, permukaan batang merata. Batang juga
memiliki percabangan monopodial yaitu batang terlihat jelas, besar dan panjang
pertumbuhan cabangnya.
3. Daun
Daun tunggal, berbentuk bulat oval dan terdiri dari beberapai helai daun, tepi merata, daun duduk saling berhadapan, dan memiliki pertulangan menyirip. Selain itu, bagian dalam daun akan memiliki serabut halus berwarna keputihan.
Daun tunggal, berbentuk bulat oval dan terdiri dari beberapai helai daun, tepi merata, daun duduk saling berhadapan, dan memiliki pertulangan menyirip. Selain itu, bagian dalam daun akan memiliki serabut halus berwarna keputihan.
4. Bunga
Bunga tidak
sempurna, terpisah antara bunga jantan dan betina. Bunga jantan ini terdiri
dari benang sari, dan bunga betina terdiri dari karangan bulir. Biasanya dalam
penyerbukan ini tidak dilakukan secara langsung, namun tetapi memerlukan
bantuan dari angin maupun hewan sekitarnya.
5. Biji
Biji melinjo
terbuka, lapisan luar keras, selaput dalam dilindungi dengan tandan bunga yang
berdaging, biji berwarna hijau muda kalau belum matang dan sudah matang akan
berwarna kemerahan tua.
2.
Berdasarkan hasil pustaka
Strobilus betina Stobilus
jantan
Strobilus
jantan dan betina pada tanaman melinjo berada pada satu tangkai strobilus yang
tumbuh di ketiak daun. Di dalam strobilus betina terdapat bakal biji, biji
berbentuk bulat telur terbalik pada waktu masak berwarna merah tua dengan ujung
meruncing pendek dan kulit luar berdaging. Kulit biji mempunyai 3 lapisan ,
yaitu lapisan kulit luar (surotesta), kulit tengah (sclerotesta) dan kulit
dalam (endotesta). Buah pada tanaman melinjo duduk dengan ujung yang meruncing
pendek dan kulit luarnya berdaging. Biji dihasilkan oleh bungan atau strobilus.
Klasifikasi
ilmiah Gnetum gnemon (Melinjo)
Ø Kerajaan
:
Plantae
Ø Divisi
:
Gnetophyta
Ø Kelas
:
Gnetopsida
Ø Ordo
:
Gnetales
Ø Famili
:
Gnetaceae
Ø Genus
:
Gnetum
Ø Spesies
:
Gnetum gnemon
Tanaman melinjo dapat tumbuh pada
tanah-tanah liat/lempung, berpasir dan berkapur, tetapi tidak tahan terhadap
tanah yang tergenang air atau yang berkadar asam tinggi dan dapat tumbuh dari
ketinggian 0 – 1.200 m. Bijinya tidak terbungkus daging tetapi terbungkus kulit
luar. Batangnya kokoh dan bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Daunnya
tunggal berbentuk ovalbunga dan buah
sejati karena bukan termasuk tumbuhan berbunga. Yang dianggap sebagai buah
sebenarnya adalah biji yang terbungkus oleh selapis aril yang berdaging.
Pohon berumah dua dan ada pula yang
berumah satu yang selalu hijau dan berbatang lurus, tinggi dapat mencapai 5—10
m. Daun berhadapan, berbentuk jorong, urat daun sekunder saling bersambungan.
Perbungaan majemuk soliter dan aksiler, melingkar di tiap nodus, panjang bunga
3—6 cm. Terdapat 5 – 8 bunga betina di tiap nodus, berbentuk bola. Buah seperti
buah kacang, berbentuk jorong, bagian ujungnya runcing pendek, ketika masak
warna buah berangsur-angsur akan berubah dari kuning, merah hingga keunguan.
Satu biji dalam satu buah, buah besar dan kulit tengahnya keras berkayu.
Habitat :
Tanaman
melinjo dapat tumbuh pada tanah-tanah liat/lempung, berpasir dan berkapur,
tetapi tidak tahan terhadap tanah yang tergenang air atau yang berkadar asam
tinggi dan dapat tumbuh dari ketinggian 0 – 1.200 m.
Manfaat :
- Daun-daun muda, bunga
dan buah (muda dan tua) biasa diolah menjadi sayur.
- Bagian paling penting dari Melinjo adalah
biji. Biji Melinjo dapat dimakan kering, dimasak, atau diawetkan menjadi
kerupuk (Emping). Emping merupakan panganan hasil industri rumah tangga dan
berperan penting bagi perekonomian masyarakat di Jawa.
- Selain itu, pohon Melinjo yang memiliki
perakaran kuat ini juga baik ditanam untuk pemulihan kembali areal kritis. Di
Jawa Tengah, Melinjo ditanam untuk merehabilitasi lahan dan konservasi tanah di
sepanjang Daerah Aliran Sungai Gobeh. Spesies ini telah direkomendasikan
sebagai tanaman penghijauan.
E. Reproduksi
Gymnospermae
Organ reproduksi pada gymnospermae
disebut konus atau strobilus. Tumbuhan berbiji terbuka tidak memiliki bunga,
sporofil terpisah-pisah atau membentuk srobilus jantan dan betina. Makrosporofil
dan makrosporangium yang tampak menempel pada strobilus betina. Letak
makrosporofil dan mikrosporofil terpisah. Sel kelamin jantan berupa
spermatozoid yang masih bergerak aktif. Di dalam strobilus jantan terdapat
banyak anteridium yang mengandung sel-sel induk butir serbuk. Sel-sel tersebut
bermeiosis dari setiap sel induk terbentuk 4 butir serbuk yang bersayap. Pada
strobilus betina terdapat banyak arkegonium. Pada tiap-tiap arkegonium terdapat
satu sel induk lembaga yang bermeiosis sehingga terbentuk 4 sel yang haploid.
Tiga mati, dan satu sel hidup sebagai sel telur. Arkegonium ini bermuara pada
satu ruang arkegonium.
Pada Gymnospermae sering terjadi
poliembrioni, walaupun hanya ada satu embrio yang terus berkembang karena
adanya pembelahan beberapa arkegonia. Air sudah tidak digunakan sebagai media
fertilisasi karena adanya pembentukan buluh serbuk pada serbuk sari yang
berkecambah.
Pada Coniferophyta dan Gnetophyta
spermanya tidak mempunyai flagel, sehingga buluh serbuk menghantarkannya langsung
ke mulut arkegonia. Serta pada Cycas dan Gingko fertilisasinya merupakan bentuk
antara kondisi pada paku-pakuan dan tumbuhan tanpa biji lainnya, yaitu
spermanya mampu berenang bebas dan bentuk pada tumbuhan berbiji yaitu spermanya
tidak mampu bergerak bebas.
Gametofi jantan umumnya bersifat
haustorial, yaitu menyerap makanan dari ovulum ketika tumbuh, walaupun
dibutuhkan buluh serbuk tetapi tidak langsung masuk ke arkegonium. Buluh serbuk
tersebut tumbuh dan menetap di dalam nuselus selama berbulan-bulan sebelum
menuju gametofit betina. Setelah sampai di mulut gametofit betina, buluh serbuk
robek dan melepaskan sel sperma yang berflagel banyak. Sperma tersebut kemudian
menuju ke arkegonium dan membuahi telur. Dengan adanya buluh sperma tersebut
maka tumbuhan berbiji tidak ada lagi yang bergantung pada ketersediaan air pada
fertilisasinya.
Proses
Penyerbukan dan Pembuahan
Penyerbukan yang terjadi pada tumbuhan
berbiji terbuka selalu dengan cara anemogami (penyerbukan dengan bantuan
angin). Serbuk sari jatuh langsung pada bakal biji. Selang waktu antara
penyerbukan sampai pembuahan relatif panjang. Pembuahan yang terjadi pada
gymnospermae disebut pembuahan tunggal (setiap inti generatif melebur dengan
inti sel telur). Mikropil terdedah ke udara bebas. Pembuahan pada gymnospermae
disebut pembuahan tunggal, karena tiap-tiap inti sperma membuahi satu sel
telur.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gymnospermae adalah tumbuhan yang
memiliki biji terbuka. Gymnospermae berasal dari bahasa Yunani, yaitu gymnos
yang berarti telanjang dan sperma yang berarti biji, sehingga gymnospermae
dapat diartikan sebagai tumbuhan berbiji terbuka.Gymnospermae terdiri dari
beberapa divisi baik yang sudah punah maupun yang masih ada sampai sekarang,
yaitu mencakup 3 divisi yang telah punah dan 4 divisi yang masih bertahan. Tiga
divisi yang sudah punah adalah: Bennetophyta, Cordaitophyta dan
Pteridospermophyta. Empat
divisi Gymnospermae yang masih bertahan adalah: Ginkgophyta, Cycadophyta,
Coniferophyta dan Gnetophyta.Organ reproduksi pada gymnospermae disebut konus
atau strobilus. Tumbuhan berbiji terbuka tidak memiliki bunga, sporofil
terpisah-pisah atau membentuk srobilus jantan dan betina. Makrosporofil dan
makrosporangium yang tampak menempel pada strobilus betina.
B.
Saran
Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan
kekeliruan yang ada dalam makalah ini,
sehingga kami menerima segala masukannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://meynyeng.wordpress.com/2010/06/01gymnospermae/
http://perpustakaancyber.blogspot.ca/2012/12/tumbuhan-berbiji-terbuka- gymnospermae-klasifikasi-pengertian.html
Sugeng P. 2004.
Aneka Kehidupan. Jakarta: Arena.
Sinaga, Meity.
1993. Budidaya Tumbuhan Biji Terbuka. Jakarta: Penerbit Swadaya.
Mulia, Ricki M.
2005. Gymnospermae.Diposkan oleh Budi Utomo di 02.28
Puji
dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi salah satu tugas yang disampaikan oleh Dosen kami.
Pada kesempatan ini pula, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan dan bahan kajian pada tugas ini.
Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga makalah yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Pada kesempatan ini pula, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan dan bahan kajian pada tugas ini.
Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga makalah yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Kupang,02 April
2017
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR
ISI ...................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN…………………………………………………3
A. Latar Belakang …………………………………………………… 3
B. Rumusan Masalah ………………………………………………... 4
C. Tujuan ……………………………………………………………. 4
D. Metodologi .............................................................................................4
BAB
II PEMBAHASAN ………………………………………………5
A. Pengertian Gymnospermae
………………………………………. 5
B. Ciri-ciri
Gymnospermae …………………………………………. 6
C. Klasifikasi Gymnospermae ………………………………………. 7
D. Identifikasi
dan Deskripsi
Tumbuhan.....................................................9
D. Reproduksi Gymnospermae ………………………………………28
BAB
III PENUTUP ……………………………………………………………30
A. Kesimpulan ………………………………………………………. 30
B. Saran …………………………………………………………….. 30
DAFTAR
PUSTAKA ……………………………………………….....31
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Tumbuhan berbiji ( Spermatophyta )
adalah tumbuhan yang mempunyai bagian yang di sebut biji. Pada dasarnya tumbuhan
biji itu dicirikan dengan adanya bunga sehingga sering disebut dengan tumbuhan
berbunga (Anthopyta). Biji dihasilkan oleh bunga setelah terjadi peristiwa
penyerbukan dan pembuahan. Dengan kata lain, biji dapat dihasilkan merupakan
alat pembiakan secara seksual (generatif). Selain itu, ada juga pembiakan
secara aseksual (vegetatif).
Tumbuhan berbiji di kelompokkan menjadi
dua anak divisi, yaitu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan
biji tertutup (Angiospermae). Pada tumbuhan biji terbuka, biji tidak tertutup
dengan daging buah atau daun buah (karpelum). Misalnya, pada cemara, pinus, dan
damar. Sementara itu, pada tumbuhan berbiji tertutup, biji di tutupi oleh
daging buah atau daun buah. Misalnya, pada mangga, durian, dan jeruk. Dalam
tumbuhan berbiji banyak sekali ordo ataupuun famili dari tiap divisi. Hal ini
membuktikan bahwa tumbuhan berbiji merupakan tumbuhan yang dapat dikatakan
tumbuhan yang memiliki bagian yang sangatlah banyak.
Gymnospermae telah hidup di bumi sejak
periode Devon (410-360 juta tahun yang lalu), sebelum era dinosaurus. Pada saat
itu, Gymnospermae banyak diwakili oleh kelompok yang sekarang sudah punah dan
kini menjadi batu bara : Pteridospermophyta (paku biji), Bennettophyta dan
Cordaitophyta. Anggota-anggotanya yang lain dapat melanjutkan keturunannya
hingga sekarang. Angiospermae yang ditemui sekarang dianggap sebagai penerus
dari salah satu kelompok Gymnospermae purba yang telah punah (paku biji).
B. Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat kami rumuskan
adalah sbb:
1. Apa
pengertian Gymnospermae?
2. Bagaimana
ciri-ciri Gymnospermae?
3. Bagaimana
klasifikasi Gymnospermae?
4. Bagiamana
identifikasi dan deskripsi tumbuhan
tersebut?
5. Bagaimana
reproduksi Gymnospermae?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas,
adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sbb:
1. Untuk
mengetahui apa itu Gymnospermae?
2. Untuk
mengetqhui apa saja ciri-ciri Gymnospermae?
3. Untuk
mengetahui klasifikasi Gymnospermae?
4. Untuk
mengetahui identifikasi dan deskripsi
tumbuhan tersebut?
5. Untuk
mengetahui cara reproduksi Gymnospermae?
D. Metodologi :
1.
Berdasarkan hasil survei
2.
Berdasarkan hasil pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Gymnospermae
Tumbuhan dibagi menjadi dua, yaitu
tumbuhan tak berpembuluh (non vaskuler) dan tumbuhan berpembuluh (vaskuler).
Tumbuhan tak berpembuluh yaitu lumut, sedangkan tumbuhan berpembuluh terdiri
atas tumbuhan tak berbiji, yaitu paku dan tumbuhan berbiji.
Tumbuhan berbiji ( Spermatophyta )
adalah tumbuhan yang mempunyai bagian yang di sebut biji. Pada dasarnya
tumbuhan biji itu dicirikan dengan adanya bunga sehingga sering disebut dengan
tumbuhan berbunga (Anthopyta). Biji dihasilkan oleh bunga setelah terjadi
peristiwa penyerbukan dan pembuahan. Tumbuhan berbiji di kelompokkan menjadi dua
anak divisi, yaitu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan biji
tertutup (Angiospermae).
Gymnospermae adalah tumbuhan yang
memiliki biji terbuka. Gymnospermae berasal dari bahasa Yunani, yaitu gymnos yang berarti telanjang dan sperma yang berarti biji, sehingga
gymnospermae dapat diartikan sebagai tumbuhan berbiji terbuka.
Pada tumbuhan berbunga (Angiospermae
atau Magnoliphyta), biji atau bakal biji selalu terlindungi penuh oleh bakal
buah sehingga tidak terlihat dari luar. Pada Gymnospermae, biji nampak
(terekspos) langsung atau terletak di antara daun-daun penyusun strobilus atau runjung.
Gymnospermae telah hidup di bumi sejak
periode Devon (410-360 juta tahun yang lalu), sebelum era dinosaurus. Pada saat
itu, Gymnospermae banyak diwakili oleh kelompok yang sekarang sudah punah dan
kini menjadi batu bara
Gymnospermae berasal dari
Progymnospermae melalui proses evolusi biji. Hal tersebut dapat dilihat dari
bukti-bukti morfologi yang ada. Selanjutnya Progymnospermae dianggap sebagai nenek
moyang dari tumbuhan biji. Progymnospermae mempunyai karakteristik yang
merupakan bentuk antara Trimerophyta dan tumbuhan berbiji. Meskipun kelompok
ini menghasilkan spora, tetapi juga menghasilkan pertumbuhan xylem dan floem
sekunder seperti pada Gymnospermae. Progymnospermae juga sudah mempunyai
kambium berpembuluh yang bifasial yang mampu menghasilkan xilem dan floem
sekunder. Kambium berpembuluh merupakan ciri khas dari tumbuhan berbiji. Salah
satu contoh Progymnospermae adalah tipe Aneurophyton yang hidup pada jaman
Devon, sudah menunjukkan system percabangan tiga dimensi dengan stelenya yang
bertipe protostele. Contoh lainnya adalah tipe Archaeopteris yang juga hidup di
jaman Devon. Kelompok ini dianggap lebih maju karena sudah menunjukkan adanya
system percabangan lateral yang memipih pada satu bidang dan sudah mempunyai
struktur yang dianggap sebagai daun. Batangnya mempunyai stele yang bertipe
eustele yang menunjukkan adanya kekerabatan dengan tumbuhan berbiji yang
sekarang.
B. Ciri-ciri
Gymnospermae
Gymnospermae
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Bakal
biji tidak terlindungi oleh daun buah.
2. Pada
umumnya perdu atau pohon, tidak ada yang berupa herba. Batang dan akar
berkambium sehingga dapat tumbuh membesar. Akar dan batang tersebut selalu
mengadakan pertumbuhan menebal sekunder. Berkas pembuluh pengangkutan kolateral
terbuka. Xilem pada gymnospermae hanya terdiri atas trakeid saja sedangkan
floemnya tanpa sel-sel pengiring.
3. Mempunyai
akar, batang, dan daun sejati.
4. Bentuk
perakaran tunggang.
5. Daun
sempit, tebal dan kaku.
6. Tulang
daun tidak beraneka ragam.
7. Tidak
memiliki bunga sejati.
8. Alat
kelamin terpisah, serbuk sari terdapat dalam strobilus jantan dan sel telur
terdapat dalam strobilus betina.
9. Struktur
perkembangbiakan yang khas adalah biji yang dihasilkan bunga ataupun
runjung. Setiap biji mengandung bakal
tumbuhan , yaitu embrio yang terbentuk oleh suatu proses reproduksi seksual.
Sesudah bertunas embrio ini tumbuh menjadi tumbuhan dewasa.
10. Sperma
atau sel kelamin jantan menuju kesel telur atau sel kelamin betina melalui
tabung serbuk sari hanya terdapat pada tumbuhan berbiji.
11. Tumbuhan
biji mempunyai jaringan pembuluh yang rumit. Jaringan ini merupakan saluran
menghantar untuk mengangkut air, mineral, makanan dan bahan – bahan lain.
12. Tumbuhan
berbiji terbuka memiliki pigmen hijau (klorofil) yang penting untuk
fotosintesis yaitu suatu proses dasar pembuatan makanan pada tumbuhan.
13. Gymnospermae
memiliki batang yang tegak lurus dan bercabang-cabang. Daunnya jarang yang
berdaun lebar, jarang yang bersifat majemuk, dan system pertulangan daunnya
tidak banyak ragamnya. Hal ini sangat berbeda dengan karakteristik daun yang
terdapat pada angiospermae yang sistem pertulangannya beraneka ragam.
C. Klasifikasi
Gymnospermae
Gymnospermae
terdiri dari beberapa divisi baik yang sudah punah maupun yang masih ada sampai
sekarang, yaitu mencakup 3 divisi yang telah punah dan 4 divisi yang masih
bertahan.
Tiga divisi
tumbuhan Gymnospermae yang sudah punah adalah:
1. Bennetophyta
2. Cordaitophyta
3. Pteridospermophyta,
sudah punah namun dianggap sebagai moyang Angiospermae.
Tumbuhan
Gymnospermae yang masih ada sampai sekarang adalah:
1. Ginkgophyta
Anggota divisio ini yang masih ada
adalah Ginkgo biloba (Ginko). Ginkgo merupakan pohon besar, dapat mencapai
ketinggian lebih dari 30 meter. Daun lebar berbentuk seperti kipas, dengan
belahan yang berlekuk dalam. Tulang daun berbentuk menggarpu.
Ginko merupakan tumbuhan Gymnospermae
yang meranggas, berumah dua, biji keras berwarna kekuningan, berukuran sebesar
kelereng, berbau tidak enak. Ginko digunakan sebagai bahan obat-obatan dan
kosmetik. Hanya satu jenis yang masih bertahan: Ginkgo biloba
2. Cycadophyta
Kelas ini hanya mempunyai 1 bangsa,
yaitu Cycadales dan 1 suku, yaitu Cycadaceae. Ciri yang khas untuk tumbuhan ini
adalah batang yang tidak bercabang, daun majemuk, seperti kulit, tersusun
sebagai tajuk di puncak batang yang memanjang.
Sporofil tersusun dalam strobilus
berumah dua (dalam satu strobilus terdapat 1 alat kelamin). Strobilus jantan
sangat besar, tersusun oleh sporofil-sporofil berbentuk sisik, dan banyak
mikrosporangium. Pada strobilus betina (megasporofil), sporofil berupa sisik
dengan 2 bakal biji. Contoh: Cycas rumphii (pakis haji).
3. Coniferophyta
atau dapat disebut
Pinophyta
Ciri utama anggota Coniferae adalah
adanya tajuk berbentuk kerucut (Coniferae berasal dari kata conus = ‘kerucut’
dan ferein = ‘mendukung’). Anggotanya dapat berupa semak, perdu, atau pohon.
Daun-daunnya berbentuk jarum, sehingga sering disebut pohon jarum. Tumbuhan ini
berumah dua, tetapi ada juga yang berumah satu. Kelas Coniferae terdiri dari
beberapa ordo, antara lain Ordo Araucariales, Ordo Podocarpales, Ordo
Cupressales, dan Ordo Pinales.
Ordo-ordo tersebut umumnya disusun oleh
satu suku. Contoh anggota Ordo Araucariales adalah Agathis alba
(Araucariaceae), contoh anggota Ordo Podocarpales adalah Podocapus imbricata
(Podocarpaceae), dan contoh anggota Ordo Pinales adalah Pinus silvetris, Abies
nordmanniana, dan Pinus merkusii (Pinaceae). Sedangkan Ordo Cupressales terdiri
atas dua suku, yaitu Taxodiaceae (contohnya Sequoia gigantea) dan Famili
Cupressaceae (contohnya Juniperus communis).
4. Gnetophyta
Dengan anggota hanya 3 genus: Gnetum
(melinjo dan kerabatnya), Welwitschia, dan Ephendra. Divisio ini memiliki
strobilus jantan yang tersusun majemuk, daun berhadapan atau melingkar, seluruh
pembuluh terdapat pada kayu sekunder dan tidak terdapat saluran resin. Contoh:
Gnetum gnemon (melinjo), daun muda, biji dan bunganya dapat disayur. Bijinya dibuat
menjadi emping,kulit kayunya digunakan sebagai bahan pembuatan benang atau
kertas
C.
Identifikasi
Gymnospermae dan Deskripsi Tumbuhan
1. Ordo
Cycadales, Divisi Cycadophyta
Ordo ini dicirikan dengan bentuk dan
susunan daun yang mirip dengan pohon palem. Batang tidak bercabang, akar
serabut, dan ujung daun mudanya menggulung seperti daun tumbuhan paku muda,
termasuk dalam tumbuhan berumah dua. Alat kelamin jantan dan alat kelamin
betina terdapat pada pohon yang berbeda. Pohon jantan mempunyai tongkol dengan
kotak-kotak berisi serbuk sari. Pohon betina membentuk daun buah yang pipih
yang pada lekukan tepi daun buah terdapat bakal biji.
Ordo ini beranggotakan sembilan genus
yang masih hidup sampai sekarang dan meliputi sekitar 100 spesies. Meskipun
tumbuhan ini tidak ditemukan dalam fosil diduga sudah muncul pada zaman trias
sampai kapur awal. Tanda-tanda khas golongan ini adalah batang tidak bercabang,
daun majemuk tersusun sebagai tajuk di pucak pohon. Cycadales baik ditemukan
baik di wilayah tropic maupun subtropik, misalnya Zamia dan Cycas rumphii
(pakis haji).
Adapun ciri –
ciri umum dari ordo Cycadales adalah :
a. Berupa
pohon, seperti kelapa sawit dengan pertulangan daun sejajar. Batang tidak
bercabang, daunnya majemuk, tersusun sebagai tajuk di puncak pohon.
b. Berumah
dua, artinya ada tanaman jantan yang menghasilkan strobilus jantan dan tanaman
betina yang menghasilkan strobilus betina pada tanaman yang berbeda.
c. Anggota
ini menghasilkan strobilus yang besar. Meskipun demikian, rata – rata
reproduksinya rendah. Dari 15 – 20 strobilus yang dihasilkan tumbuhan Cycas
jantan, hanya satu atau dua saja yang siap melepaskan serbuk sarinya. Strobilus
jantan ini menghasilkan aroma yang membuat serangga tertarik untuk datang.
Setelah datang, serangga tersebut akan memakan strobilus dan berkembang biak.
Pada saat yang sama, strobilus betina menghasilkan bau yang dapat mengusir
serangga yang datang kepadanya. Setelah beberapa waktu, strobilus betina
menghasilkan aroma yang justru menarik serangga yang berasal dari strobilus
jantan. Sambil membawa mikrospora dari strobilus jantan, serangga tersebut
menuju strobilus betina dan terjadilah polinasi.
d. Daun
berbagi menyirip, tersusun roset batang, daun muda menggulung.
e. Mirip
palma berkayu berbentuk pohon atau semak.
f. Strobilus
terminalis, uniseksualis, dioecious.
g. Strobilus
jantan mengandung banyak sekali mikrosporofil yang tersusun spiral dengan
mikrosporangia pada permukaan bawah.
h. Gamet
jantan (spermatozoid) motil, di lingkungan air, penting untuk penyerbukan.
i.
Jumlah ovuli dua atau
lebih pada tiap megasporofil.
j.
Megasporofil mirip bulu
ayam, tersusun longgar di ujung batang atau tersusun rapat dan kompak.
v Deskripsi Tumbuhan
Pakis haji (Cycas
rumphii)
1.
Berdasarkan Hasil Survei
( Lokasi Di Penfui )
Akar : serabut,berwarna kuning
Batang : bulat,
permukaan kasar, dan berwarna coklat kehitaman.
Daun : daun
penuh melingkar di ujung. Tipe daun majemuk, menyirip, lanset mengkilat. Panjang sampai 2,5 m, lebar
20-30 cm dan 50-150 pasang dauhn
pinak, tangkai berduri tajam, berwarna hijau.
Bunga : bungan majemuk, bentuk bulir menyatu dengan
cone, cone betina pada ujung dengan banyak karpofil, dengan panjang mencapai 50 cm, tangkai pendek, kuning kecoklatan.
Buah : berbentuk elips, berwarna coklat.
Biji
: biji membulat telur-menjorong,
diameter 3-5 cm berwarna coklat.
2. Berdasarkan
Hasil Pustaka
Strobilus jantan
Strobilus betina
Strobilus
jantan dan strobilus betina pada tanaman pakis haji dihasilkan oleh pohon yang
berlainan. Strobilus jantan terdiri dari
banyak mikrosporofil (stamen) yang tersusun spiral, masing-masing membawa
banyak mikrosporangia (kantung sari) pada permukaan bawahnya. Sedangkan
strobilus betina berbentuk sisik dengan 2-5 bakal biji. Megaspora (karpel) dari
strobilus betina tersusun lepas satu dengan yang lain, setiap makrospora
membawa 2 atau lebih ovula dipinggirnya. Ovul kemudian akan berkembang dan
menghasilkan biji. Dengan bantuan angin atau hewan, karrena strobilus jantan
menghasilkan aroma yang membuat serangga tertarik kepadanya. Setelah datang,
serangga tersebut akan memakan strobilus dan berkembangbiak pada saat yang
sama.
Klasifikasi
Ø Kingdom
:
Plantae (tumbuhan)
Ø Subkingdom :
Tracheobionta (berpembuluh)
Ø Superdivisio
:
Spermatophyta (menghasilkan biji)
Ø Divisio :
Cycadophyta (sikas)
Ø Kelas
:
Cycadopsida
Ø Ordo
:
Cycadales
Ø Familia
:
Cycadaceae
Ø Genus
:
Cycas
Ø Spesies
:
Cycas rumphii
Ciri-Ciri Pakis Haji
a.
Tumbuhan
Biji Terbuka Yang Berbentuk Menyerupai Pohon Kelapa.
b.
Daun
Berbentuk Pita Dan Bertulang Daun Sejajar
c.
Daun
Yang Masih Muda Menggulung Seperti Tumbuhan Paku
d.
Batangnya
Tidak Bercabang.
e.
Susunan
Anak Daunnya Yang Tersusun Berpasangan
f.
Berakar
Tunggang
g.
Klorofil
Tidak Di Dalam Kloroplas, Tetapi Tersebar Di Seluruh Sitoplasma
h.
Memiliki
Pigmen Fikosianin
Habitat :
Jenis ini dapat ditemukan di daerah
tropis dan subtropis.
Manfaat :
buah pakis dapat
mengobati diabetes mellitus dan perdarahan menstruasi,batang pakis dapat
mengobati hepatitis, daun pakis dapat mengobati bisul, radang kulit bernanah,
atau luka bakar, pada daun pakis rambat berguna untuk penyakit amandel dan
darah tinggi.
Akar beberapa jenis pakis haji dapat
diinfeksi oleh sejenis Cyanobacteria,
Anabaena cycadeae , yang pada gilirannya menguntungkan kedua pihak (
simbiosis mutualistis). Akar yang terinfeksi akan membentuk semacam bintil-bintil
yang berisi jasad renik tersebut. Beberapa pakis haji yang besar dapat dimakan
bagian teras batangnya, karena mengandung pati.
2. Ordo
Ginkgoales, Divisio Ginkgophyta
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan asli
dari daratan Cina. Tinggi pohon dapat mencapai 30 meter, daun berbentuk kipas
mudah gugur. dan berumah dua. Berdasarkan bukti fosil ginkgo diperkirakan telah
hidup sejak jaman jura (181 juta tahun yang lalu). Serbuk sari dan bakal biji
dihasilkan oleh individu yang berlainan. Anggota kelompok ini hanya ada satu
species yaitu Ginkgo biloba. Spesies ini tercatat sebagai spesies pohon tertua
di dunia. Selama 80 tahun spesies ini belum pernah berubah.
v Deskripsi Tumbuhan
Ginkgo biloba
1.
Berdasarkan Hasil pustaka
Gingko
biloba
Klasifikasi Ginkgo
biloba
Ø Kingdom
:
Plantae
Ø Divisio
:
Ginkgophyta
Ø Class
:
Ginkgoopsida
Ø Ordo
:
Ginkgoales
Ø Family
:
Ginkgoaceae
Ø Genus
:
Ginkgo
Ø Spesies
:
Ginkgo biloba
(Strobilus
Jantan) (Strobilus
Betina)
Ciri khas tanaman
ini adalah
a. Mempunyai
daun yang berbentuk seperti kipas dengan lebar 5 sampai 10 sentimeter dan
tinggi batang mencapai 30 meter. Selain itu, daunnya juga ada yang berbentuk
mirip daun paku kelompok suplir.
b. Ketika
musim penyerbukan tiba, tanaman ini mengeluarkan bau yang kurang sedap dan
dijauhi oleh manusia. Habitus pohon tinggi lebih dari 1000 kaki, daun berubah
warna dan menggugurkan daunnya pada musim rontok.
c. Tumbuhan
berumah dua (diesis)
d. Gamet
jantan motil, penyerbukan di air.
e. Daun
muda menggulung, melebar bentuk kipas, daun terbagi dua simetris karena lekukan
yang dalam, mengalami perkembangan.
f. Strobilus
jantan berbentuk kerucut; strobilus betina dngan 2 ovuli yang berbeda
kematangannya; ovulum mempunyai pembungkus berdaging yang dapat berubah warna.
g. Lembaga
mempunyai 2 cotyledon.
Habitat:
Gingko biloba merupakan spesies
tunggal dari salah satu divisio anggota tumbuhan berbiji terbuka yang pernah
tersebar luas di dunia. Pada masa kini tumbuhan ini diketahui hanya tumbuh liar
di Asia Timur Laut, namun telah tersebar luas di berbagai tempat beriklim
sedang lainnya sebagai pohon penghias taman atau pekarangan.
Manfaat :
Berfungsi
sebagai antioksidan untuk menekan radikal bebas, untuk meremajakan sel-sel otak
yaitu dengan cara memulihkan reseptor-reseptor di dalam otak serta meningkatkan
serotonin.Mempunyai kemampuan untuk memperbaiki peredaran darah dan dapat memacu produksi
molekul energi ATP.
3. Ordo
Pinales, Divisio Coniferophyta
Coniferae
atau lebih dikenal sebagai kelompok tumbuhan konifer diduga tumbuh melimpah
pada masa Mesozoikum. Hingga saat ini Coniferae merupakan tumbuhan dominan
penyusun hutan konifer di belahan bumi utara, dan sebagian tumbuh di pegunungan
tropis. Coniferae pada umumnya berupa pohon yang tinggi, contohnya General
Sherman (Sequoiadendron giganteum) yang merupakan pohon tertinggi di dunia.
Daun konifer berbentuk kecil, tebal, seperti jarum atau sisik, dan tampak
selalu berwarna hijau (evergreen).
Coniferae pada umumnya berumah satu karena memiliki dua jenis konus; jantan dan betina. Namun biasanya konus jantan dan betina terletak pada cabang yang berbeda. Konus jantan berukuran lebih kecil dibandingkan konus betina. Konus jantan tumbuh secara bergerombol.
Coniferae pada umumnya berumah satu karena memiliki dua jenis konus; jantan dan betina. Namun biasanya konus jantan dan betina terletak pada cabang yang berbeda. Konus jantan berukuran lebih kecil dibandingkan konus betina. Konus jantan tumbuh secara bergerombol.
a. Pinus
Merupakan tanaman perdu yang tingginya
mencapai 10 – 40 cm dan tumbuh di ketinggian 300 sampai 1.800 meter di atas
permukaan laut. Pohon pinus sering dimanfaatkan kayunya untuk diolah menjadi
furnitur, perabot rumah tangga, korek api, sumpit dan lain sebagainya.
v Deskripsi Tumbuhan
Pinus merkusi
1.Berdasarkan hasil pustaka
(Pohon Pinus)
(Pohon Pinus)
Klasifikasi
Ø Kingdom
: Plantae
Ø Divisi
: Coniferophyta
Ø Sub
Divisi : Spermatophytina
Ø Kelas
: Pinopsida
Ø Ordo
: Pinales
Ø Famili
: Pinaceae
Ø Genus
: Pinus L.
Ø Spesies
: Pinus
merkusii
(strobilus betina) (strobilus jantan)
Strobilus jantan dan betina pada
pinus terpisah, namun masih berada pada satu pohon yang sama. Bunga jantan
mirip untai. Benang sari banyak, tangkai sari dengan ujung serupa perisai,
ruang sari dua, menggantung di bawah perisai ujung. Strobilus jantan membawa
banyak mikrosporofil yang tersusun spiral, pada tiap mikrosporofil terdapat
sepasang mikrosporangia, mikrospora bersayap.
Bunga betina yang dinamakan kerucut dengan banyak sisik kerucut yang
tertimbun rapat, tersusun secara spiral. Sisik penutup serupa selaput,
kerapkali kemudian menghilang. Strobilus betina membawa sejumlah sisik-sisik
ovula yang juga tersusun spiral, sisik ovula tumbuh pada ketiak sisi braktea.
Setiap sisik ovula membawa 2 ovula pada permukaan atasnya. Sel kelamin jantan dihasilkan oleh runjung
jantan atau strobilus jantan. Sel kelamin betina dihasilkan oleh strobilus
betina. Bijinya pipih berbentuk bulat telur dengan sayap besar. Strobilus
betina yang sudah masak tumbuh menjadi konus atau runjung yang mengeras dan
mengayu.
Ciri khas Pinus merkusii :
1) Perakaran
pada tanaman pinus adalah akar tunggang. Struktur perakarannya kuat mencengkram
tanah, bercabang-cabang dan umumnya berwarna cokelat. Akar lembaga akan terus
tumbuh menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar yang lebih kecil,
menyebabkan daerah perakaran menjadi luas dan jangkauan penyerapan air dan
unsur hara lebih luas juga.
2) Pohon
pinus mempunyai batang yang di bagian bawahnya lebih besar dan semakin ke atas
semakin mengecil, sehingga jika dilihat dari kejauhan membentuk seperti kerucu
atau limas yang memanjang. Bentuk batangnya membulat, tajuk pohon muda
berbentuk menyerupai piramid, setelah tua menjadi lebih menyebar dan rata.
tumbuh batang pinus yaitu tegak lurus ke atas (erectus). Permukaan batang pinus
retak-retak dan berwarna kecokelatan. Percabangan batangnya monopodial, yaitu
batang pokok tampak lebih jelas dan lebih cepat pertumbuhannya dari pada
cabang-cabang
3) Daun
tanaman pinus merupakan daun majemuk. Daun berbentuk jarum & berkelompok
atau serupa sisik, daun dan sisik tersusun spiral, sisik dan braktea lepas.,
dari pangkal sampai ujung daun hampir sama lebarnya. Panjang daun sekitar 10 –
20 cm. bagian pangkal daun pinus diselubungi sisik berupa selaput tipis. Ujung
daun pinus meruncing dan pangkal daunnya rompang serta bagian tepi daun merata.
Rantingnya berukuran pendek berbentuk seperti jarum.
4) Strobilus
bentuk conus. Strobilus jantan dan betina dalam satu pohon; strobilus jantan
lebih kecil dari pada strobilus betina (berkayu), terletak aksilaris.
Penyerbukan & penyebaran biji dengan bantuan angin.
Habitat :
Pinus
merkusii umum tumbuh di Sumatra utara hingga ketinggian 2000 m dpl.
Manfaat :
Hampir
semua bagian tumbuhan ini bisa dimanfaatkan yang paling umum adalah dengan
menyadap batang untukkemudian diolah menjadi terpentin Terpentin sebagaimana anda
ketahui merupakan bahan industri parfum, obat-obatan, dan disinfektan.
Sedangkan gondorukem merupakan bahan untuk membuat sabun, resin dan cat.
Kayu
Pinus merkusii juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi korek api,
pulp, tiang listrik, sutra tiruan, kayu lapis, dan kertas serat panjang. Selain
itu bagian kulitnya dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan dan kemudian abunya
dipakai menjadi campuran pupuk karena kandungan kaliumnya yang cukup tinggi.
Buahnya juga sudah diteliti untuk diolah menjadi bahan pembuatan briket.
b.Cemara kipas (Platycladus orientalis)
Tanaman cemara kipas adalah tanaman hias
yang termasuk dalam keluarga Cupressaceae, orang orang dari Eropa yang pertama
kali membudidayakan tanaman cemara kipas sebagai tanaman hias. Tanaman cemara
kipas biasanya ditanam di dataran medium dan menyukai lingkungan yang lembab,
dan tumbuh secara liar di hutan basah atau rawa rawa.
Selain sebagai tanaman hias, tanaman
cemara kipas sering dimanfaatkan sebagai tanaman obat karena daunnya yang
berkhasiat untuk mengobati demam, batuk dan mencret.
v Deskripsi Tumbuhan
Cemara kipas (Platycladus
orientalis)
1.Berdasarkan
hasil survei
(Lokasi: jln. Tompelo asrama Tentara, samping RRI)
Cemara kipas merupakan
anggota cemara-cemaraan yang ditanaman sebagia tanaman hias di perkarangan
rumah. Tanaman berbentuk kerucut dan daun membentuk penampakan kipas yang
menarik. Cemara kipas juga sering dijadikan cemara hias untuk perayaan natal.
1.
Berdasarkan hasil pustaka
(Strobilus betina) (Strobilus Jantan)
Cara pembibitan pada pohon cemara
kipas ini sama seperti pohon cemara afrika yaitu dengan cara mencangkok. Maka
anda harus memilih batang dari pohon cemara yang sudah cukup umur dan memiliki
panjang di atas 30cm. Lalu potong dan kerat kulit batang pohon cemara tersebut.
Kemudian bungkus dengan tanah, lalu balut dengan plastik bening agar dapat di
pantau pertumbuhan akarnya. Lakukanlah penyiraman sehari sekali agar akar cepat tumbuh dengan baik. Setelah
akar sudah tumbuh banyak, segeralah potong dan diamkan 24jam di tempat yang
lembab setelah itu baru bisa di tanam
Klasifikasi
Ø Kingdom : Plantae
Ø Divisi : Coniferophyta
Ø Kelas : Pinopsida
Ø Ordo
: Pinales
Ø Famili
: Cupressaceae
Ø Genus
: Platycladus
Ø Spesies
: Platycladus
orientalis
Ciri-ciri
tanaman ini antara lain:
1) Tanaman
cemara kipas memiliki sistem perakaran tunggang dan warna akarnya putih
kekuningan.
2) Tanaman
cemara kipas adalah tanaman perdu yang mempunyai tinggi mencapai sekitar 3
sampai 5 meter. Tanaman cemara kipas mempunyai bentuk keseluruhan yang
mengerucut, dan sering dijadikan sebagai pohon perayaan Natal. Tanaman cemara
kipas memiliki batang yang berdiri tegak dan berbentuk bulat. Batang cemara
kipas mempunyai permukaan yang kasar, dan berwarna cokelat serta percabangan
banyak. Kayu tanaman cemara kipas bisa dimanfaatkan sebagai bahan dalam
pembuatan pagar, tiang atau perahu.
3) Tanaman
cemara kipas mempunyai daun yang majemuk dan berwarna hijau. Cemara kipas
memiliki cabang daun yang mengerucut ke samping membentuk layaknya kipas dan
bersisik. Daun cemara kipas ini berbentuk pipih seperti jarum jarum yang
tumpul.
4) Tanaman
cemara kipas termasuk tumbuhan berumah satu. Strilobus betina cemara kipas
berbentuk seperti lonceng dan terletak di dasar cabang, sedangkan strilobus
jantan berbentuk seperti cawan bercangap dua dan terletak di bagian ujung
cabang serta berwarna hijau.
Habitat :
Tumbuhan ini dapat hidup secara alami dimana saja kecuali pada dataran rendah yang ketinggiannya kurang dari 200 m dpl. Namun di beberapa tempat, tumbuhan ini sering ditemui.
Tumbuhan ini dapat hidup secara alami dimana saja kecuali pada dataran rendah yang ketinggiannya kurang dari 200 m dpl. Namun di beberapa tempat, tumbuhan ini sering ditemui.
Manfaat :
Sebagai pohon natal, obat cacing, meredakan batuk hingga bronkhitis, mengandung vitamin c, menghilangkan sakit otot
Sebagai pohon natal, obat cacing, meredakan batuk hingga bronkhitis, mengandung vitamin c, menghilangkan sakit otot
c. Damar
adalah sejenis pohon anggota tumbuhan
runjung (Gymnospermae) yang merupakan tumbuhan asli Indonesia. Damar menyebar
di Maluku, Sulawesi, hingga ke Filipina (Palawan dan Samar). Di Jawa, tumbuhan
ini dibudidayakan untuk diambil getah atau hars-nya.
v Deskripsi Tumbuhan
Damar (A.
dammara)
1.Berdasarkan hasil pustaka
(Pohon Damar)
Ø Kingdom : Plantae
Ø Divisi : Pinophyta
Ø Kelas : Pinopsida
Ø Ordo : Pinales
Ø Famili : Araucariaceae
Ø Genus : Agathis
Ø Spesies : A.
dammara
(Buah Pohon Damar)
Ciri-ciri damar antara lain:
1) Berhabitus
Pohon, tahunan, tinggi 30 – 40 m.
2) Batang
, berkayu, bulat, lurus, bergetah, abu-abu.
3) Daun
tunggal, berhadapan, lonjong, tebal, tepi rata, ujung dan pangkal runcing,
panjang ± 10 cm, lebar ± 5 cm, pertulangan menyirip, tangkai panjang ± 2 cm,
hijau mengkilat.
4) Bunga
Majemuk, berumah satu, bunga jantan bertumpuk pada tunas yang muda, silindris,
ujung runcing, bersisik, merah kecoklatan.
5) Buah
Lonjong, berperisai pipih seperti sisik, panjang ± 6 mm, putih kekuningan.
6) Biji
Pipih, putih.
7) Akar
Tunggang, kuat, coklat.
Habitat :
Damar tumbuh secara alami di hutan
hujan dataran rendah sampai ketinggian sekitar 1.200 m dpl. Namun di Jawa,
tumbuhan ini terutama ditanam di pegunungan.
Manfaat :
Manfaat :
Damar teristimewa ditanam untuk
diambil resinnya, yang diolah menjadi kopal.Resin ini adalah getah yang keluar
tatkala kulit atau kayu damar dilukai. Getah akan mengalir keluar dan membeku
setelah kena udara beberapa waktu lamanya. Lama-kelamaan getah ini akan
mengeras dan dapat dipanen; yang dikenal sebagai kopal sadapan. Getah juga
diperoleh dari deposit damar yang terbentuk dari luka-luka alami, di atas atau
di bawah tanah; jenis yang ini disebutkopal galian.
4. Ordo
Gnetales, Divisio Gnetophyta
Anggota kelompok ini berupa perdu, liana
(tumbuhan pemanjat) dan pohon. Daun berbentuk oval/lonjong dan duduk daun
berhadapan dengan bentuk urat daun menyirip. Pada xilem terdapat trakea dan
floem tidak memiliki sel pengiring. Strobilus tidak berbentuk kerucut. Ordo ini dicirikan
dengan :
a. Batang
pohon yang lurus kira-kira 20 meter dan bercabang.
b. Akarnya
tunggang.
c. Tulang daun menyirip, tipis dan melebar.
d. Berumah dua karena strobilus jantan dan betina
terletak pada pohon yang berbeda. Namun
ada pula yang berumah satu, strobilus jantan dan betina terdapat dalam 1 pohon.
e. Strobilus
uniseksual atau biseksual tidak sempurna, memanjang dan ber-buku-buku. Bunga
jantan berkelompok aksilaris, berkarang, tiap bunga dengan brakteola bersatu.
Bunga betina berkelompok aksilaris, berkarang, tiap bunga memiliki tiga (3)
lapisan pelindung. Biji dilindungi perianth yang berdaging. Memiliki ovulum
yang lebih tertutup, tetapi mikropilnya tetap terbuka.
f. Liana
berkayu, beberapa tegak.
g. Percabangan
bersendi dan menebal
h. Daun
sederhana, berhadapan, menyirip
Contoh yang terkenal dari kelompok ini
adalah Gnetum gnemon (melinjo), yang daun dan bijinya dapat dimakan, sedangkan
kayunya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas, serat tali, dan perabot
rumah tangga. Melinjo banyak digunakan oleh orang Indonesia untuk sayur –
sayuran dan emping.
v Deskripsi Tumbuhan Melinjo (Gnetum gnemon)
1.
Berdasarkan
hasil survei
Gnetum
gnemon (Melinjo)
Lokasi : Jln. Timor Raya-oesapa
1. Akar
Akar tunggang,
merayap kepermukaan, berwarna kecoklatan hingga abu – abu gelap, dan juga dalam
menembus dengan kedalam tanah 3-5 meter bahkan lebih. Perakaran ini bermanfaat
untuk menyokong tanaman agar lebih kuat dan membantu menyerap unsur air dalam
tanah.
2. Batang
Batang melinjo
berbentuk bulan memanjang, dengan diamater 10-20 cm bahkan lebih, tumbuh tegak
dengan panjang mencapai 15 – 20 m, permukaan batang merata. Batang juga
memiliki percabangan monopodial yaitu batang terlihat jelas, besar dan panjang
pertumbuhan cabangnya.
3. Daun
Daun tunggal, berbentuk bulat oval dan terdiri dari beberapai helai daun, tepi merata, daun duduk saling berhadapan, dan memiliki pertulangan menyirip. Selain itu, bagian dalam daun akan memiliki serabut halus berwarna keputihan.
Daun tunggal, berbentuk bulat oval dan terdiri dari beberapai helai daun, tepi merata, daun duduk saling berhadapan, dan memiliki pertulangan menyirip. Selain itu, bagian dalam daun akan memiliki serabut halus berwarna keputihan.
4. Bunga
Bunga tidak
sempurna, terpisah antara bunga jantan dan betina. Bunga jantan ini terdiri
dari benang sari, dan bunga betina terdiri dari karangan bulir. Biasanya dalam
penyerbukan ini tidak dilakukan secara langsung, namun tetapi memerlukan
bantuan dari angin maupun hewan sekitarnya.
5. Biji
Biji melinjo
terbuka, lapisan luar keras, selaput dalam dilindungi dengan tandan bunga yang
berdaging, biji berwarna hijau muda kalau belum matang dan sudah matang akan
berwarna kemerahan tua.
2.
Berdasarkan hasil pustaka
Strobilus betina Stobilus
jantan
Strobilus
jantan dan betina pada tanaman melinjo berada pada satu tangkai strobilus yang
tumbuh di ketiak daun. Di dalam strobilus betina terdapat bakal biji, biji
berbentuk bulat telur terbalik pada waktu masak berwarna merah tua dengan ujung
meruncing pendek dan kulit luar berdaging. Kulit biji mempunyai 3 lapisan ,
yaitu lapisan kulit luar (surotesta), kulit tengah (sclerotesta) dan kulit
dalam (endotesta). Buah pada tanaman melinjo duduk dengan ujung yang meruncing
pendek dan kulit luarnya berdaging. Biji dihasilkan oleh bungan atau strobilus.
Klasifikasi
ilmiah Gnetum gnemon (Melinjo)
Ø Kerajaan
:
Plantae
Ø Divisi
:
Gnetophyta
Ø Kelas
:
Gnetopsida
Ø Ordo
:
Gnetales
Ø Famili
:
Gnetaceae
Ø Genus
:
Gnetum
Ø Spesies
:
Gnetum gnemon
Tanaman melinjo dapat tumbuh pada
tanah-tanah liat/lempung, berpasir dan berkapur, tetapi tidak tahan terhadap
tanah yang tergenang air atau yang berkadar asam tinggi dan dapat tumbuh dari
ketinggian 0 – 1.200 m. Bijinya tidak terbungkus daging tetapi terbungkus kulit
luar. Batangnya kokoh dan bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Daunnya
tunggal berbentuk ovalbunga dan buah
sejati karena bukan termasuk tumbuhan berbunga. Yang dianggap sebagai buah
sebenarnya adalah biji yang terbungkus oleh selapis aril yang berdaging.
Pohon berumah dua dan ada pula yang
berumah satu yang selalu hijau dan berbatang lurus, tinggi dapat mencapai 5—10
m. Daun berhadapan, berbentuk jorong, urat daun sekunder saling bersambungan.
Perbungaan majemuk soliter dan aksiler, melingkar di tiap nodus, panjang bunga
3—6 cm. Terdapat 5 – 8 bunga betina di tiap nodus, berbentuk bola. Buah seperti
buah kacang, berbentuk jorong, bagian ujungnya runcing pendek, ketika masak
warna buah berangsur-angsur akan berubah dari kuning, merah hingga keunguan.
Satu biji dalam satu buah, buah besar dan kulit tengahnya keras berkayu.
Habitat :
Tanaman
melinjo dapat tumbuh pada tanah-tanah liat/lempung, berpasir dan berkapur,
tetapi tidak tahan terhadap tanah yang tergenang air atau yang berkadar asam
tinggi dan dapat tumbuh dari ketinggian 0 – 1.200 m.
Manfaat :
- Daun-daun muda, bunga
dan buah (muda dan tua) biasa diolah menjadi sayur.
- Bagian paling penting dari Melinjo adalah
biji. Biji Melinjo dapat dimakan kering, dimasak, atau diawetkan menjadi
kerupuk (Emping). Emping merupakan panganan hasil industri rumah tangga dan
berperan penting bagi perekonomian masyarakat di Jawa.
- Selain itu, pohon Melinjo yang memiliki
perakaran kuat ini juga baik ditanam untuk pemulihan kembali areal kritis. Di
Jawa Tengah, Melinjo ditanam untuk merehabilitasi lahan dan konservasi tanah di
sepanjang Daerah Aliran Sungai Gobeh. Spesies ini telah direkomendasikan
sebagai tanaman penghijauan.
E. Reproduksi
Gymnospermae
Organ reproduksi pada gymnospermae
disebut konus atau strobilus. Tumbuhan berbiji terbuka tidak memiliki bunga,
sporofil terpisah-pisah atau membentuk srobilus jantan dan betina. Makrosporofil
dan makrosporangium yang tampak menempel pada strobilus betina. Letak
makrosporofil dan mikrosporofil terpisah. Sel kelamin jantan berupa
spermatozoid yang masih bergerak aktif. Di dalam strobilus jantan terdapat
banyak anteridium yang mengandung sel-sel induk butir serbuk. Sel-sel tersebut
bermeiosis dari setiap sel induk terbentuk 4 butir serbuk yang bersayap. Pada
strobilus betina terdapat banyak arkegonium. Pada tiap-tiap arkegonium terdapat
satu sel induk lembaga yang bermeiosis sehingga terbentuk 4 sel yang haploid.
Tiga mati, dan satu sel hidup sebagai sel telur. Arkegonium ini bermuara pada
satu ruang arkegonium.
Pada Gymnospermae sering terjadi
poliembrioni, walaupun hanya ada satu embrio yang terus berkembang karena
adanya pembelahan beberapa arkegonia. Air sudah tidak digunakan sebagai media
fertilisasi karena adanya pembentukan buluh serbuk pada serbuk sari yang
berkecambah.
Pada Coniferophyta dan Gnetophyta
spermanya tidak mempunyai flagel, sehingga buluh serbuk menghantarkannya langsung
ke mulut arkegonia. Serta pada Cycas dan Gingko fertilisasinya merupakan bentuk
antara kondisi pada paku-pakuan dan tumbuhan tanpa biji lainnya, yaitu
spermanya mampu berenang bebas dan bentuk pada tumbuhan berbiji yaitu spermanya
tidak mampu bergerak bebas.
Gametofi jantan umumnya bersifat
haustorial, yaitu menyerap makanan dari ovulum ketika tumbuh, walaupun
dibutuhkan buluh serbuk tetapi tidak langsung masuk ke arkegonium. Buluh serbuk
tersebut tumbuh dan menetap di dalam nuselus selama berbulan-bulan sebelum
menuju gametofit betina. Setelah sampai di mulut gametofit betina, buluh serbuk
robek dan melepaskan sel sperma yang berflagel banyak. Sperma tersebut kemudian
menuju ke arkegonium dan membuahi telur. Dengan adanya buluh sperma tersebut
maka tumbuhan berbiji tidak ada lagi yang bergantung pada ketersediaan air pada
fertilisasinya.
Proses
Penyerbukan dan Pembuahan
Penyerbukan yang terjadi pada tumbuhan
berbiji terbuka selalu dengan cara anemogami (penyerbukan dengan bantuan
angin). Serbuk sari jatuh langsung pada bakal biji. Selang waktu antara
penyerbukan sampai pembuahan relatif panjang. Pembuahan yang terjadi pada
gymnospermae disebut pembuahan tunggal (setiap inti generatif melebur dengan
inti sel telur). Mikropil terdedah ke udara bebas. Pembuahan pada gymnospermae
disebut pembuahan tunggal, karena tiap-tiap inti sperma membuahi satu sel
telur.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gymnospermae adalah tumbuhan yang
memiliki biji terbuka. Gymnospermae berasal dari bahasa Yunani, yaitu gymnos
yang berarti telanjang dan sperma yang berarti biji, sehingga gymnospermae
dapat diartikan sebagai tumbuhan berbiji terbuka.Gymnospermae terdiri dari
beberapa divisi baik yang sudah punah maupun yang masih ada sampai sekarang,
yaitu mencakup 3 divisi yang telah punah dan 4 divisi yang masih bertahan. Tiga
divisi yang sudah punah adalah: Bennetophyta, Cordaitophyta dan
Pteridospermophyta. Empat
divisi Gymnospermae yang masih bertahan adalah: Ginkgophyta, Cycadophyta,
Coniferophyta dan Gnetophyta.Organ reproduksi pada gymnospermae disebut konus
atau strobilus. Tumbuhan berbiji terbuka tidak memiliki bunga, sporofil
terpisah-pisah atau membentuk srobilus jantan dan betina. Makrosporofil dan
makrosporangium yang tampak menempel pada strobilus betina.
B.
Saran
Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan
kekeliruan yang ada dalam makalah ini,
sehingga kami menerima segala masukannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://meynyeng.wordpress.com/2010/06/01gymnospermae/
http://perpustakaancyber.blogspot.ca/2012/12/tumbuhan-berbiji-terbuka- gymnospermae-klasifikasi-pengertian.html
Sugeng P. 2004.
Aneka Kehidupan. Jakarta: Arena.
Sinaga, Meity.
1993. Budidaya Tumbuhan Biji Terbuka. Jakarta: Penerbit Swadaya.
Mulia, Ricki M.
2005. Gymnospermae.Diposkan oleh Budi Utomo di 02.28
Komentar
Posting Komentar