makalah gymnospermae







KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur penulis  ucapkan  kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas yang disampaikan oleh Dosen kami.
Pada kesempatan ini pula, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan dan bahan kajian pada tugas ini.
           
Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga makalah yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.


Kupang,02 April 2017


                                                                                             Penulis






DAFTAR ISI
                                                                                                                      Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................    i
DAFTAR ISI ......................................................................................................    ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………3          
A.    Latar Belakang ……………………………………………………    3
B.     Rumusan Masalah ………………………………………………...    4
C.     Tujuan …………………………………………………………….     4
D.     Metodologi .............................................................................................4
BAB II     PEMBAHASAN ………………………………………………5  
A.    Pengertian Gymnospermae ……………………………………….     5
B.     Ciri-ciri Gymnospermae ………………………………………….     6
C.     Klasifikasi Gymnospermae ……………………………………….     7
D.     Identifikasi dan Deskripsi Tumbuhan.....................................................9
D.    Reproduksi Gymnospermae ………………………………………28
BAB III    PENUTUP ……………………………………………………………30
A.    Kesimpulan ……………………………………………………….  30
B.      Saran …………………………………………………………….. 30
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….....31  



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Tumbuhan berbiji ( Spermatophyta ) adalah tumbuhan yang mempunyai bagian yang di sebut biji. Pada dasarnya tumbuhan biji itu dicirikan dengan adanya bunga sehingga sering disebut dengan tumbuhan berbunga (Anthopyta). Biji dihasilkan oleh bunga setelah terjadi peristiwa penyerbukan dan pembuahan. Dengan kata lain, biji dapat dihasilkan merupakan alat pembiakan secara seksual (generatif). Selain itu, ada juga pembiakan secara aseksual (vegetatif). 

Tumbuhan berbiji di kelompokkan menjadi dua anak divisi, yaitu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). Pada tumbuhan biji terbuka, biji tidak tertutup dengan daging buah atau daun buah (karpelum). Misalnya, pada cemara, pinus, dan damar. Sementara itu, pada tumbuhan berbiji tertutup, biji di tutupi oleh daging buah atau daun buah. Misalnya, pada mangga, durian, dan jeruk. Dalam tumbuhan berbiji banyak sekali ordo ataupuun famili dari tiap divisi. Hal ini membuktikan bahwa tumbuhan berbiji merupakan tumbuhan yang dapat dikatakan tumbuhan yang memiliki bagian yang sangatlah banyak.

Gymnospermae telah hidup di bumi sejak periode Devon (410-360 juta tahun yang lalu), sebelum era dinosaurus. Pada saat itu, Gymnospermae banyak diwakili oleh kelompok yang sekarang sudah punah dan kini menjadi batu bara : Pteridospermophyta (paku biji), Bennettophyta dan Cordaitophyta. Anggota-anggotanya yang lain dapat melanjutkan keturunannya hingga sekarang. Angiospermae yang ditemui sekarang dianggap sebagai penerus dari salah satu kelompok Gymnospermae purba yang telah punah (paku biji).



B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat kami rumuskan adalah sbb:
1.      Apa pengertian Gymnospermae?
2.      Bagaimana ciri-ciri Gymnospermae?
3.      Bagaimana klasifikasi Gymnospermae?
4.      Bagiamana identifikasi dan deskripsi tumbuhan tersebut?
5.      Bagaimana reproduksi Gymnospermae?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sbb:
1.      Untuk mengetahui apa itu Gymnospermae?
2.      Untuk mengetqhui apa saja ciri-ciri Gymnospermae?
3.      Untuk mengetahui klasifikasi Gymnospermae?
4.      Untuk mengetahui identifikasi dan deskripsi tumbuhan tersebut?
5.      Untuk mengetahui cara reproduksi Gymnospermae?

D.   Metodologi :
1.      Berdasarkan hasil survei
2.      Berdasarkan hasil pustaka













BAB II
     PEMBAHASAN

A.  Pengertian Gymnospermae
Tumbuhan dibagi menjadi dua, yaitu tumbuhan tak berpembuluh (non vaskuler) dan tumbuhan berpembuluh (vaskuler). Tumbuhan tak berpembuluh yaitu lumut, sedangkan tumbuhan berpembuluh terdiri atas tumbuhan tak berbiji, yaitu paku dan tumbuhan berbiji.

Tumbuhan berbiji ( Spermatophyta ) adalah tumbuhan yang mempunyai bagian yang di sebut biji. Pada dasarnya tumbuhan biji itu dicirikan dengan adanya bunga sehingga sering disebut dengan tumbuhan berbunga (Anthopyta). Biji dihasilkan oleh bunga setelah terjadi peristiwa penyerbukan dan pembuahan. Tumbuhan berbiji di kelompokkan menjadi dua anak divisi, yaitu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae).

Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka. Gymnospermae berasal dari bahasa Yunani, yaitu gymnos yang berarti telanjang dan sperma yang berarti biji, sehingga gymnospermae dapat diartikan sebagai tumbuhan berbiji terbuka.

Pada tumbuhan berbunga (Angiospermae atau Magnoliphyta), biji atau bakal biji selalu terlindungi penuh oleh bakal buah sehingga tidak terlihat dari luar. Pada Gymnospermae, biji nampak (terekspos) langsung atau terletak di antara daun-daun penyusun  strobilus atau runjung.

Gymnospermae telah hidup di bumi sejak periode Devon (410-360 juta tahun yang lalu), sebelum era dinosaurus. Pada saat itu, Gymnospermae banyak diwakili oleh kelompok yang sekarang sudah punah dan kini menjadi batu bara
Gymnospermae berasal dari Progymnospermae melalui proses evolusi biji. Hal tersebut dapat dilihat dari bukti-bukti morfologi yang ada. Selanjutnya Progymnospermae dianggap sebagai nenek moyang dari tumbuhan biji. Progymnospermae mempunyai karakteristik yang merupakan bentuk antara Trimerophyta dan tumbuhan berbiji. Meskipun kelompok ini menghasilkan spora, tetapi juga menghasilkan pertumbuhan xylem dan floem sekunder seperti pada Gymnospermae. Progymnospermae juga sudah mempunyai kambium berpembuluh yang bifasial yang mampu menghasilkan xilem dan floem sekunder. Kambium berpembuluh merupakan ciri khas dari tumbuhan berbiji. Salah satu contoh Progymnospermae adalah tipe Aneurophyton yang hidup pada jaman Devon, sudah menunjukkan system percabangan tiga dimensi dengan stelenya yang bertipe protostele. Contoh lainnya adalah tipe Archaeopteris yang juga hidup di jaman Devon. Kelompok ini dianggap lebih maju karena sudah menunjukkan adanya system percabangan lateral yang memipih pada satu bidang dan sudah mempunyai struktur yang dianggap sebagai daun. Batangnya mempunyai stele yang bertipe eustele yang menunjukkan adanya kekerabatan dengan tumbuhan berbiji yang sekarang.

B.  Ciri-ciri Gymnospermae
Gymnospermae memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Bakal biji tidak terlindungi oleh daun buah.
2.      Pada umumnya perdu atau pohon, tidak ada yang berupa herba. Batang dan akar berkambium sehingga dapat tumbuh membesar. Akar dan batang tersebut selalu mengadakan pertumbuhan menebal sekunder. Berkas pembuluh pengangkutan kolateral terbuka. Xilem pada gymnospermae hanya terdiri atas trakeid saja sedangkan floemnya tanpa sel-sel pengiring.
3.      Mempunyai akar, batang, dan daun sejati.
4.      Bentuk perakaran tunggang.
5.      Daun sempit, tebal dan kaku.
6.      Tulang daun tidak beraneka ragam.
7.      Tidak memiliki bunga sejati.
8.      Alat kelamin terpisah, serbuk sari terdapat dalam strobilus jantan dan sel telur terdapat dalam strobilus betina.
9.      Struktur perkembangbiakan yang khas adalah biji yang dihasilkan bunga ataupun runjung.   Setiap biji mengandung bakal tumbuhan , yaitu embrio yang terbentuk oleh suatu proses reproduksi seksual. Sesudah bertunas embrio ini tumbuh menjadi tumbuhan dewasa.
10.  Sperma atau sel kelamin jantan menuju kesel telur atau sel kelamin betina melalui tabung serbuk sari hanya terdapat pada tumbuhan berbiji.
11.  Tumbuhan biji mempunyai jaringan pembuluh yang rumit. Jaringan ini merupakan saluran menghantar untuk mengangkut air, mineral, makanan dan bahan – bahan lain.
12.  Tumbuhan berbiji terbuka memiliki pigmen hijau (klorofil) yang penting untuk fotosintesis yaitu suatu proses dasar pembuatan makanan pada tumbuhan.
13.  Gymnospermae memiliki batang yang tegak lurus dan bercabang-cabang. Daunnya jarang yang berdaun lebar, jarang yang bersifat majemuk, dan system pertulangan daunnya tidak banyak ragamnya. Hal ini sangat berbeda dengan karakteristik daun yang terdapat pada angiospermae yang sistem pertulangannya beraneka ragam.

C.       Klasifikasi Gymnospermae
Gymnospermae terdiri dari beberapa divisi baik yang sudah punah maupun yang masih ada sampai sekarang, yaitu mencakup 3 divisi yang telah punah dan 4 divisi yang masih bertahan.
Tiga divisi tumbuhan Gymnospermae yang sudah punah adalah:
1.      Bennetophyta
2.      Cordaitophyta
3.      Pteridospermophyta, sudah punah namun dianggap sebagai moyang Angiospermae.


Tumbuhan Gymnospermae yang masih ada sampai sekarang adalah:
1.      Ginkgophyta
Anggota divisio ini yang masih ada adalah Ginkgo biloba (Ginko). Ginkgo merupakan pohon besar, dapat mencapai ketinggian lebih dari 30 meter. Daun lebar berbentuk seperti kipas, dengan belahan yang berlekuk dalam. Tulang daun berbentuk menggarpu.

Ginko merupakan tumbuhan Gymnospermae yang meranggas, berumah dua, biji keras berwarna kekuningan, berukuran sebesar kelereng, berbau tidak enak. Ginko digunakan sebagai bahan obat-obatan dan kosmetik. Hanya satu jenis yang masih bertahan: Ginkgo biloba

2.      Cycadophyta
Kelas ini hanya mempunyai 1 bangsa, yaitu Cycadales dan 1 suku, yaitu Cycadaceae. Ciri yang khas untuk tumbuhan ini adalah batang yang tidak bercabang, daun majemuk, seperti kulit, tersusun sebagai tajuk di puncak batang yang memanjang.

Sporofil tersusun dalam strobilus berumah dua (dalam satu strobilus terdapat 1 alat kelamin). Strobilus jantan sangat besar, tersusun oleh sporofil-sporofil berbentuk sisik, dan banyak mikrosporangium. Pada strobilus betina (megasporofil), sporofil berupa sisik dengan 2 bakal biji. Contoh: Cycas rumphii (pakis haji).

3.      Coniferophyta atau dapat disebut Pinophyta
Ciri utama anggota Coniferae adalah adanya tajuk berbentuk kerucut (Coniferae berasal dari kata conus = ‘kerucut’ dan ferein = ‘mendukung’). Anggotanya dapat berupa semak, perdu, atau pohon. Daun-daunnya berbentuk jarum, sehingga sering disebut pohon jarum. Tumbuhan ini berumah dua, tetapi ada juga yang berumah satu. Kelas Coniferae terdiri dari beberapa ordo, antara lain Ordo Araucariales, Ordo Podocarpales, Ordo Cupressales, dan Ordo Pinales.

Ordo-ordo tersebut umumnya disusun oleh satu suku. Contoh anggota Ordo Araucariales adalah Agathis alba (Araucariaceae), contoh anggota Ordo Podocarpales adalah Podocapus imbricata (Podocarpaceae), dan contoh anggota Ordo Pinales adalah Pinus silvetris, Abies nordmanniana, dan Pinus merkusii (Pinaceae). Sedangkan Ordo Cupressales terdiri atas dua suku, yaitu Taxodiaceae (contohnya Sequoia gigantea) dan Famili Cupressaceae (contohnya Juniperus communis).

4.      Gnetophyta
Dengan anggota hanya 3 genus: Gnetum (melinjo dan kerabatnya), Welwitschia, dan Ephendra. Divisio ini memiliki strobilus jantan yang tersusun majemuk, daun berhadapan atau melingkar, seluruh pembuluh terdapat pada kayu sekunder dan tidak terdapat saluran resin. Contoh: Gnetum gnemon (melinjo), daun muda, biji dan bunganya dapat disayur. Bijinya dibuat menjadi emping,kulit kayunya digunakan sebagai bahan pembuatan benang atau kertas

C.     Identifikasi Gymnospermae dan Deskripsi Tumbuhan
1.      Ordo Cycadales, Divisi Cycadophyta
Ordo ini dicirikan dengan bentuk dan susunan daun yang mirip dengan pohon palem. Batang tidak bercabang, akar serabut, dan ujung daun mudanya menggulung seperti daun tumbuhan paku muda, termasuk dalam tumbuhan berumah dua. Alat kelamin jantan dan alat kelamin betina terdapat pada pohon yang berbeda. Pohon jantan mempunyai tongkol dengan kotak-kotak berisi serbuk sari. Pohon betina membentuk daun buah yang pipih yang pada lekukan tepi daun buah terdapat bakal biji.

Ordo ini beranggotakan sembilan genus yang masih hidup sampai sekarang dan meliputi sekitar 100 spesies. Meskipun tumbuhan ini tidak ditemukan dalam fosil diduga sudah muncul pada zaman trias sampai kapur awal. Tanda-tanda khas golongan ini adalah batang tidak bercabang, daun majemuk tersusun sebagai tajuk di pucak pohon. Cycadales baik ditemukan baik di wilayah tropic maupun subtropik, misalnya Zamia dan Cycas rumphii (pakis haji).

Adapun ciri – ciri umum dari ordo Cycadales adalah :
a.       Berupa pohon, seperti kelapa sawit dengan pertulangan daun sejajar. Batang tidak bercabang, daunnya majemuk, tersusun sebagai tajuk di puncak pohon.
b.      Berumah dua, artinya ada tanaman jantan yang menghasilkan strobilus jantan dan tanaman betina yang menghasilkan strobilus betina pada tanaman yang berbeda.
c.       Anggota ini menghasilkan strobilus yang besar. Meskipun demikian, rata – rata reproduksinya rendah. Dari 15 – 20 strobilus yang dihasilkan tumbuhan Cycas jantan, hanya satu atau dua saja yang siap melepaskan serbuk sarinya. Strobilus jantan ini menghasilkan aroma yang membuat serangga tertarik untuk datang. Setelah datang, serangga tersebut akan memakan strobilus dan berkembang biak. Pada saat yang sama, strobilus betina menghasilkan bau yang dapat mengusir serangga yang datang kepadanya. Setelah beberapa waktu, strobilus betina menghasilkan aroma yang justru menarik serangga yang berasal dari strobilus jantan. Sambil membawa mikrospora dari strobilus jantan, serangga tersebut menuju strobilus betina dan terjadilah polinasi.
d.      Daun berbagi menyirip, tersusun roset batang, daun muda menggulung.
e.       Mirip palma berkayu berbentuk pohon atau semak.
f.       Strobilus terminalis, uniseksualis, dioecious.
g.      Strobilus jantan mengandung banyak sekali mikrosporofil yang tersusun spiral dengan mikrosporangia pada permukaan bawah.
h.      Gamet jantan (spermatozoid) motil, di lingkungan air, penting untuk penyerbukan.
i.        Jumlah ovuli dua atau lebih pada tiap megasporofil.
j.        Megasporofil mirip bulu ayam, tersusun longgar di ujung batang atau tersusun rapat dan kompak.
v  Deskripsi Tumbuhan  Pakis haji (Cycas rumphii)
1.      Berdasarkan Hasil Survei
       
                  
                                                  ( Lokasi Di Penfui )
Akar         : serabut,berwarna kuning
Batang      : bulat, permukaan kasar, dan berwarna coklat kehitaman.
Daun        : daun penuh melingkar di ujung. Tipe daun majemuk, menyirip, lanset                      mengkilat. Panjang sampai 2,5 m, lebar 20-30 cm dan 50-150 pasang             dauhn pinak, tangkai berduri tajam, berwarna hijau.
Bunga       :  bungan majemuk, bentuk bulir menyatu dengan cone, cone betina                           pada ujung dengan  banyak karpofil, dengan panjang mencapai 50                               cm, tangkai pendek, kuning kecoklatan.
Buah        :  berbentuk elips, berwarna coklat.
Biji           :  biji membulat telur-menjorong, diameter 3-5 cm berwarna coklat.
2. Berdasarkan Hasil Pustaka

        
                  
                    Strobilus jantan                                            Strobilus betina
            Strobilus jantan dan strobilus betina pada tanaman pakis haji dihasilkan oleh pohon yang berlainan.  Strobilus jantan terdiri dari banyak mikrosporofil (stamen) yang tersusun spiral, masing-masing membawa banyak mikrosporangia (kantung sari) pada permukaan bawahnya. Sedangkan strobilus betina berbentuk sisik dengan 2-5 bakal biji. Megaspora (karpel) dari strobilus betina tersusun lepas satu dengan yang lain, setiap makrospora membawa 2 atau lebih ovula dipinggirnya. Ovul kemudian akan berkembang dan menghasilkan biji. Dengan bantuan angin atau hewan, karrena strobilus jantan menghasilkan aroma yang membuat serangga tertarik kepadanya. Setelah datang, serangga tersebut akan memakan strobilus dan berkembangbiak pada saat yang sama.

Klasifikasi
Ø  Kingdom                         : Plantae (tumbuhan)
Ø  Subkingdom        : Tracheobionta (berpembuluh)
Ø  Superdivisio        : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Ø  Divisio                 : Cycadophyta (sikas)
Ø  Kelas                   : Cycadopsida
Ø  Ordo                    : Cycadales
Ø  Familia                 : Cycadaceae
Ø  Genus                  : Cycas
Ø  Spesies                 : Cycas rumphii

           Ciri-Ciri Pakis Haji
a.       Tumbuhan Biji Terbuka Yang Berbentuk Menyerupai Pohon Kelapa.

b.      Daun Berbentuk Pita Dan Bertulang Daun Sejajar

c.       Daun Yang Masih Muda Menggulung Seperti Tumbuhan Paku

d.      Batangnya Tidak Bercabang.

e.       Susunan Anak Daunnya Yang Tersusun Berpasangan

f.       Berakar Tunggang

g.      Klorofil Tidak Di Dalam Kloroplas, Tetapi Tersebar Di Seluruh Sitoplasma

h.      Memiliki Pigmen Fikosianin

i.        Tumbuhan Jantan Memiliki Runjung Besar Yang Tumbuh Dari Ujung Batang


Habitat :
Jenis ini dapat ditemukan di daerah tropis dan subtropis.

Manfaat :
buah pakis dapat mengobati diabetes mellitus dan perdarahan menstruasi,batang pakis dapat mengobati hepatitis, daun pakis dapat mengobati bisul, radang kulit bernanah, atau luka bakar, pada daun pakis rambat berguna untuk penyakit amandel dan darah tinggi.

Akar beberapa jenis pakis haji dapat diinfeksi oleh sejenis Cyanobacteria, Anabaena cycadeae , yang pada gilirannya menguntungkan kedua pihak ( simbiosis mutualistis). Akar yang terinfeksi akan membentuk semacam bintil-bintil yang berisi jasad renik tersebut. Beberapa pakis haji yang besar dapat dimakan bagian teras batangnya, karena mengandung pati.

2.      Ordo Ginkgoales, Divisio Ginkgophyta
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan asli dari daratan Cina. Tinggi pohon dapat mencapai 30 meter, daun berbentuk kipas mudah gugur. dan berumah dua. Berdasarkan bukti fosil ginkgo diperkirakan telah hidup sejak jaman jura (181 juta tahun yang lalu). Serbuk sari dan bakal biji dihasilkan oleh individu yang berlainan. Anggota kelompok ini hanya ada satu species yaitu Ginkgo biloba. Spesies ini tercatat sebagai spesies pohon tertua di dunia. Selama 80 tahun spesies ini belum pernah berubah.

v  Deskripsi Tumbuhan  Ginkgo biloba
1.      Berdasarkan Hasil pustaka
Gingko biloba
Klasifikasi Ginkgo biloba
Ø  Kingdom       : Plantae
Ø  Divisio           : Ginkgophyta
Ø  Class              : Ginkgoopsida
Ø  Ordo              : Ginkgoales
Ø  Family           : Ginkgoaceae
Ø  Genus            : Ginkgo
Ø  Spesies           : Ginkgo biloba

                      (Strobilus Jantan)                                (Strobilus Betina)

Ciri khas tanaman ini adalah
a.       Mempunyai daun yang berbentuk seperti kipas dengan lebar 5 sampai 10 sentimeter dan tinggi batang mencapai 30 meter. Selain itu, daunnya juga ada yang berbentuk mirip daun paku kelompok suplir.
b.      Ketika musim penyerbukan tiba, tanaman ini mengeluarkan bau yang kurang sedap dan dijauhi oleh manusia. Habitus pohon tinggi lebih dari 1000 kaki, daun berubah warna dan menggugurkan daunnya pada musim rontok.
c.       Tumbuhan berumah dua (diesis)
d.      Gamet jantan motil, penyerbukan di air.
e.       Daun muda menggulung, melebar bentuk kipas, daun terbagi dua simetris karena lekukan yang dalam, mengalami perkembangan.
f.       Strobilus jantan berbentuk kerucut; strobilus betina dngan 2 ovuli yang berbeda kematangannya; ovulum mempunyai pembungkus berdaging yang dapat berubah warna.
g.      Lembaga mempunyai 2 cotyledon.
Habitat:
            Gingko biloba merupakan spesies tunggal dari salah satu divisio anggota tumbuhan berbiji terbuka yang pernah tersebar luas di dunia. Pada masa kini tumbuhan ini diketahui hanya tumbuh liar di Asia Timur Laut, namun telah tersebar luas di berbagai tempat beriklim sedang lainnya sebagai pohon penghias taman atau pekarangan.
Manfaat :
            Berfungsi sebagai antioksidan untuk menekan radikal bebas, untuk meremajakan sel-sel otak yaitu dengan cara memulihkan reseptor-reseptor di dalam otak serta meningkatkan serotonin.Mempunyai kemampuan untuk memperbaiki peredaran darah dan dapat memacu produksi molekul energi ATP.

3.      Ordo Pinales, Divisio Coniferophyta
            Coniferae atau lebih dikenal sebagai kelompok tumbuhan konifer diduga tumbuh melimpah pada masa Mesozoikum. Hingga saat ini Coniferae merupakan tumbuhan dominan penyusun hutan konifer di belahan bumi utara, dan sebagian tumbuh di pegunungan tropis. Coniferae pada umumnya berupa pohon yang tinggi, contohnya General Sherman (Sequoiadendron giganteum) yang merupakan pohon tertinggi di dunia. Daun konifer berbentuk kecil, tebal, seperti jarum atau sisik, dan tampak selalu berwarna hijau (evergreen).
           
Coniferae pada umumnya berumah satu karena memiliki dua jenis konus; jantan dan betina. Namun biasanya konus jantan dan betina terletak pada cabang yang berbeda. Konus jantan berukuran lebih kecil dibandingkan konus betina. Konus jantan tumbuh secara bergerombol.
a.       Pinus
Merupakan tanaman perdu yang tingginya mencapai 10 – 40 cm dan tumbuh di ketinggian 300 sampai 1.800 meter di atas permukaan laut. Pohon pinus sering dimanfaatkan kayunya untuk diolah menjadi furnitur, perabot rumah tangga, korek api, sumpit dan lain sebagainya.
v  Deskripsi Tumbuhan  Pinus merkusi
1.Berdasarkan hasil pustaka
                    

                                             (Pohon Pinus)
Klasifikasi
Ø  Kingdom                 : Plantae
Ø  Divisi                      : Coniferophyta
Ø  Sub Divisi               : Spermatophytina
Ø  Kelas                       : Pinopsida
Ø  Ordo                       : Pinales
Ø  Famili                      : Pinaceae
Ø  Genus                      : Pinus L.
Ø  Spesies                    : Pinus merkusii


(strobilus betina)            (strobilus jantan)
            Strobilus jantan dan betina pada pinus terpisah, namun masih berada pada satu pohon yang sama. Bunga jantan mirip untai. Benang sari banyak, tangkai sari dengan ujung serupa perisai, ruang sari dua, menggantung di bawah perisai ujung. Strobilus jantan membawa banyak mikrosporofil yang tersusun spiral, pada tiap mikrosporofil terdapat sepasang mikrosporangia, mikrospora bersayap.  Bunga betina yang dinamakan kerucut dengan banyak sisik kerucut yang tertimbun rapat, tersusun secara spiral. Sisik penutup serupa selaput, kerapkali kemudian menghilang. Strobilus betina membawa sejumlah sisik-sisik ovula yang juga tersusun spiral, sisik ovula tumbuh pada ketiak sisi braktea. Setiap sisik ovula membawa 2 ovula pada permukaan atasnya.  Sel kelamin jantan dihasilkan oleh runjung jantan atau strobilus jantan. Sel kelamin betina dihasilkan oleh strobilus betina. Bijinya pipih berbentuk bulat telur dengan sayap besar. Strobilus betina yang sudah masak tumbuh menjadi konus atau runjung yang mengeras dan mengayu.

Ciri khas  Pinus merkusii :
1)      Perakaran pada tanaman pinus adalah akar tunggang. Struktur perakarannya kuat mencengkram tanah, bercabang-cabang dan umumnya berwarna cokelat. Akar lembaga akan terus tumbuh menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar yang lebih kecil, menyebabkan daerah perakaran menjadi luas dan jangkauan penyerapan air dan unsur hara lebih luas juga.
2)      Pohon pinus mempunyai batang yang di bagian bawahnya lebih besar dan semakin ke atas semakin mengecil, sehingga jika dilihat dari kejauhan membentuk seperti kerucu atau limas yang memanjang. Bentuk batangnya membulat, tajuk pohon muda berbentuk menyerupai piramid, setelah tua menjadi lebih menyebar dan rata. tumbuh batang pinus yaitu tegak lurus ke atas (erectus). Permukaan batang pinus retak-retak dan berwarna kecokelatan. Percabangan batangnya monopodial, yaitu batang pokok tampak lebih jelas dan lebih cepat pertumbuhannya dari pada cabang-cabang
3)      Daun tanaman pinus merupakan daun majemuk. Daun berbentuk jarum & berkelompok atau serupa sisik, daun dan sisik tersusun spiral, sisik dan braktea lepas., dari pangkal sampai ujung daun hampir sama lebarnya. Panjang daun sekitar 10 – 20 cm. bagian pangkal daun pinus diselubungi sisik berupa selaput tipis. Ujung daun pinus meruncing dan pangkal daunnya rompang serta bagian tepi daun merata. Rantingnya berukuran pendek berbentuk seperti jarum.
4)      Strobilus bentuk conus. Strobilus jantan dan betina dalam satu pohon; strobilus jantan lebih kecil dari pada strobilus betina (berkayu), terletak aksilaris. Penyerbukan & penyebaran biji dengan bantuan angin.
Habitat :
Pinus merkusii umum tumbuh di Sumatra utara hingga ketinggian 2000 m dpl.

Manfaat :
            Hampir semua bagian tumbuhan ini bisa dimanfaatkan yang paling umum adalah dengan menyadap batang untukkemudian diolah menjadi terpentin Terpentin sebagaimana anda ketahui merupakan bahan industri parfum, obat-obatan, dan disinfektan. Sedangkan gondorukem merupakan bahan untuk membuat sabun, resin dan cat.
            Kayu Pinus merkusii juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi korek api, pulp, tiang listrik, sutra tiruan, kayu lapis, dan kertas serat panjang. Selain itu bagian kulitnya dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan dan kemudian abunya dipakai menjadi campuran pupuk karena kandungan kaliumnya yang cukup tinggi. Buahnya juga sudah diteliti untuk diolah menjadi bahan pembuatan briket.

            b.
Cemara kipas (Platycladus orientalis)
Tanaman cemara kipas adalah tanaman hias yang termasuk dalam keluarga Cupressaceae, orang orang dari Eropa yang pertama kali membudidayakan tanaman cemara kipas sebagai tanaman hias. Tanaman cemara kipas biasanya ditanam di dataran medium dan menyukai lingkungan yang lembab, dan tumbuh secara liar di hutan basah atau rawa rawa.

Selain sebagai tanaman hias, tanaman cemara kipas sering dimanfaatkan sebagai tanaman obat karena daunnya yang berkhasiat untuk mengobati demam, batuk dan mencret.



v  Deskripsi Tumbuhan  Cemara kipas (Platycladus orientalis)
      1.Berdasarkan hasil survei
                                        
(Lokasi: jln. Tompelo asrama Tentara, samping RRI)
                     Cemara kipas merupakan anggota cemara-cemaraan yang ditanaman sebagia tanaman hias di perkarangan rumah. Tanaman berbentuk kerucut dan daun membentuk penampakan kipas yang menarik. Cemara kipas juga sering dijadikan cemara hias untuk perayaan natal.
1.      Berdasarkan hasil pustaka
                      (Strobilus betina)                               (Strobilus Jantan)
            Cara pembibitan pada pohon cemara kipas ini sama seperti pohon cemara afrika yaitu dengan cara mencangkok. Maka anda harus memilih batang dari pohon cemara yang sudah cukup umur dan memiliki panjang di atas 30cm. Lalu potong dan kerat kulit batang pohon cemara tersebut. Kemudian bungkus dengan tanah, lalu balut dengan plastik bening agar dapat di pantau pertumbuhan akarnya. Lakukanlah penyiraman sehari sekali  agar akar cepat tumbuh dengan baik. Setelah akar sudah tumbuh banyak, segeralah potong dan diamkan 24jam di tempat yang lembab setelah itu baru bisa di tanam

Klasifikasi
Ø  Kingdom         : Plantae
Ø  Divisi             : Coniferophyta
Ø  Kelas             : Pinopsida
Ø  Ordo              : Pinales
Ø  Famili            : Cupressaceae
Ø  Genus            : Platycladus
Ø  Spesies           : Platycladus orientalis
Ciri-ciri tanaman ini antara lain:
1)      Tanaman cemara kipas memiliki sistem perakaran tunggang dan warna akarnya putih kekuningan.
2)      Tanaman cemara kipas adalah tanaman perdu yang mempunyai tinggi mencapai sekitar 3 sampai 5 meter. Tanaman cemara kipas mempunyai bentuk keseluruhan yang mengerucut, dan sering dijadikan sebagai pohon perayaan Natal. Tanaman cemara kipas memiliki batang yang berdiri tegak dan berbentuk bulat. Batang cemara kipas mempunyai permukaan yang kasar, dan berwarna cokelat serta percabangan banyak. Kayu tanaman cemara kipas bisa dimanfaatkan sebagai bahan dalam pembuatan pagar, tiang atau perahu.
3)      Tanaman cemara kipas mempunyai daun yang majemuk dan berwarna hijau. Cemara kipas memiliki cabang daun yang mengerucut ke samping membentuk layaknya kipas dan bersisik. Daun cemara kipas ini berbentuk pipih seperti jarum jarum yang tumpul.
4)      Tanaman cemara kipas termasuk tumbuhan berumah satu. Strilobus betina cemara kipas berbentuk seperti lonceng dan terletak di dasar cabang, sedangkan strilobus jantan berbentuk seperti cawan bercangap dua dan terletak di bagian ujung cabang serta berwarna hijau.

Habitat            :
           
Tumbuhan ini dapat hidup secara alami dimana saja kecuali pada dataran rendah yang ketinggiannya kurang dari 200 m dpl. Namun di beberapa tempat, tumbuhan ini sering ditemui.
Manfaat :
            Sebagai
pohon natal, obat cacing, meredakan batuk hingga bronkhitis, mengandung vitamin c, menghilangkan sakit otot

            c.
Damar
adalah sejenis pohon anggota tumbuhan runjung (Gymnospermae) yang merupakan tumbuhan asli Indonesia. Damar menyebar di Maluku, Sulawesi, hingga ke Filipina (Palawan dan Samar). Di Jawa, tumbuhan ini dibudidayakan untuk diambil getah atau hars-nya.

v  Deskripsi Tumbuhan  Damar (A. dammara)
1.Berdasarkan hasil pustaka

(Pohon Damar)
Ø  Kingdom            : Plantae
Ø  Divisi                  : Pinophyta
Ø  Kelas                  : Pinopsida
Ø  Ordo                   : Pinales
Ø  Famili                 : Araucariaceae
Ø  Genus                 : Agathis
Ø  Spesies               : A. dammara


(Buah Pohon Damar)

Ciri-ciri damar antara lain:
1)      Berhabitus Pohon, tahunan, tinggi 30 – 40 m.
2)      Batang , berkayu, bulat, lurus, bergetah, abu-abu.
3)      Daun tunggal, berhadapan, lonjong, tebal, tepi rata, ujung dan pangkal runcing, panjang ± 10 cm, lebar ± 5 cm, pertulangan menyirip, tangkai panjang ± 2 cm, hijau mengkilat.
4)      Bunga Majemuk, berumah satu, bunga jantan bertumpuk pada tunas yang muda, silindris, ujung runcing, bersisik, merah kecoklatan.
5)      Buah Lonjong, berperisai pipih seperti sisik, panjang ± 6 mm, putih kekuningan.
6)      Biji Pipih, putih.
7)      Akar Tunggang, kuat, coklat.
Habitat :
            Damar tumbuh secara alami di hutan hujan dataran rendah sampai ketinggian sekitar 1.200 m dpl. Namun di Jawa, tumbuhan ini terutama ditanam di pegunungan.
Manfaat :
            Damar teristimewa ditanam untuk diambil resinnya, yang diolah menjadi kopal.Resin ini adalah getah yang keluar tatkala kulit atau kayu damar dilukai. Getah akan mengalir keluar dan membeku setelah kena udara beberapa waktu lamanya. Lama-kelamaan getah ini akan mengeras dan dapat dipanen; yang dikenal sebagai kopal sadapan. Getah juga diperoleh dari deposit damar yang terbentuk dari luka-luka alami, di atas atau di bawah tanah; jenis yang ini disebutkopal galian.

4.      Ordo Gnetales, Divisio Gnetophyta
Anggota kelompok ini berupa perdu, liana (tumbuhan pemanjat) dan pohon. Daun berbentuk oval/lonjong dan duduk daun berhadapan dengan bentuk urat daun menyirip. Pada xilem terdapat trakea dan floem tidak memiliki sel pengiring. Strobilus tidak berbentuk kerucut. Ordo ini dicirikan dengan :
a.       Batang pohon yang lurus kira-kira 20 meter dan bercabang.
b.      Akarnya tunggang.
c.        Tulang daun menyirip, tipis dan melebar.
d.       Berumah dua karena strobilus jantan dan betina terletak pada pohon yang berbeda.  Namun ada pula yang berumah satu, strobilus jantan dan betina terdapat dalam 1 pohon.
e.       Strobilus uniseksual atau biseksual tidak sempurna, memanjang dan ber-buku-buku. Bunga jantan berkelompok aksilaris, berkarang, tiap bunga dengan brakteola bersatu. Bunga betina berkelompok aksilaris, berkarang, tiap bunga memiliki tiga (3) lapisan pelindung. Biji dilindungi perianth yang berdaging. Memiliki ovulum yang lebih tertutup, tetapi mikropilnya tetap terbuka.
f.       Liana berkayu, beberapa tegak.
g.      Percabangan bersendi dan menebal
h.      Daun sederhana, berhadapan, menyirip
Contoh yang terkenal dari kelompok ini adalah Gnetum gnemon (melinjo), yang daun dan bijinya dapat dimakan, sedangkan kayunya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas, serat tali, dan perabot rumah tangga. Melinjo banyak digunakan oleh orang Indonesia untuk sayur – sayuran dan emping.

v  Deskripsi Tumbuhan Melinjo (Gnetum gnemon)
1.      Berdasarkan hasil survei
          
Gnetum gnemon (Melinjo)
Lokasi : Jln. Timor Raya-oesapa
1. Akar
Akar tunggang, merayap kepermukaan, berwarna kecoklatan hingga abu – abu gelap, dan juga dalam menembus dengan kedalam tanah 3-5 meter bahkan lebih. Perakaran ini bermanfaat untuk menyokong tanaman agar lebih kuat dan membantu menyerap unsur air dalam tanah.
2. Batang
Batang melinjo berbentuk bulan memanjang, dengan diamater 10-20 cm bahkan lebih, tumbuh tegak dengan panjang mencapai 15 – 20 m, permukaan batang merata. Batang juga memiliki percabangan monopodial yaitu batang terlihat jelas, besar dan panjang pertumbuhan cabangnya.
3. Daun
           
Daun tunggal, berbentuk bulat oval dan terdiri dari beberapai helai daun, tepi merata, daun duduk saling berhadapan, dan memiliki pertulangan menyirip. Selain itu, bagian dalam daun akan memiliki serabut halus berwarna keputihan.
4. Bunga
Bunga tidak sempurna, terpisah antara bunga jantan dan betina. Bunga jantan ini terdiri dari benang sari, dan bunga betina terdiri dari karangan bulir. Biasanya dalam penyerbukan ini tidak dilakukan secara langsung, namun tetapi memerlukan bantuan dari angin maupun hewan sekitarnya.
5. Biji
Biji melinjo terbuka, lapisan luar keras, selaput dalam dilindungi dengan tandan bunga yang berdaging, biji berwarna hijau muda kalau belum matang dan sudah matang akan berwarna kemerahan tua.

2.      Berdasarkan hasil pustaka
            
            Strobilus betina                            Stobilus jantan
            Strobilus jantan dan betina pada tanaman melinjo berada pada satu tangkai strobilus yang tumbuh di ketiak daun. Di dalam strobilus betina terdapat bakal biji, biji berbentuk bulat telur terbalik pada waktu masak berwarna merah tua dengan ujung meruncing pendek dan kulit luar berdaging. Kulit biji mempunyai 3 lapisan , yaitu lapisan kulit luar (surotesta), kulit tengah (sclerotesta) dan kulit dalam (endotesta). Buah pada tanaman melinjo duduk dengan ujung yang meruncing pendek dan kulit luarnya berdaging. Biji dihasilkan oleh bungan atau strobilus.
Klasifikasi ilmiah Gnetum gnemon (Melinjo)
Ø  Kerajaan                : Plantae
Ø  Divisi                     : Gnetophyta
Ø  Kelas                      : Gnetopsida
Ø  Ordo                      : Gnetales
Ø  Famili                     : Gnetaceae
Ø  Genus                    : Gnetum
Ø  Spesies                   : Gnetum gnemon

Tanaman melinjo dapat tumbuh pada tanah-tanah liat/lempung, berpasir dan berkapur, tetapi tidak tahan terhadap tanah yang tergenang air atau yang berkadar asam tinggi dan dapat tumbuh dari ketinggian 0 – 1.200 m. Bijinya tidak terbungkus daging tetapi terbungkus kulit luar. Batangnya kokoh dan bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Daunnya tunggal berbentuk  ovalbunga dan buah sejati karena bukan termasuk tumbuhan berbunga. Yang dianggap sebagai buah sebenarnya adalah biji yang terbungkus oleh selapis aril yang berdaging.

Pohon berumah dua dan ada pula yang berumah satu yang selalu hijau dan berbatang lurus, tinggi dapat mencapai 5—10 m. Daun berhadapan, berbentuk jorong, urat daun sekunder saling bersambungan. Perbungaan majemuk soliter dan aksiler, melingkar di tiap nodus, panjang bunga 3—6 cm. Terdapat 5 – 8 bunga betina di tiap nodus, berbentuk bola. Buah seperti buah kacang, berbentuk jorong, bagian ujungnya runcing pendek, ketika masak warna buah berangsur-angsur akan berubah dari kuning, merah hingga keunguan. Satu biji dalam satu buah, buah besar dan kulit tengahnya keras berkayu.
Habitat :
            Tanaman melinjo dapat tumbuh pada tanah-tanah liat/lempung, berpasir dan berkapur, tetapi tidak tahan terhadap tanah yang tergenang air atau yang berkadar asam tinggi dan dapat tumbuh dari ketinggian 0 – 1.200 m.
Manfaat :
- Daun-daun muda, bunga dan buah (muda dan tua) biasa diolah menjadi sayur.
-    Bagian paling penting dari Melinjo adalah biji. Biji Melinjo dapat dimakan kering, dimasak, atau diawetkan menjadi kerupuk (Emping). Emping merupakan panganan hasil industri rumah tangga dan berperan penting bagi perekonomian masyarakat di Jawa.
-    Selain itu, pohon Melinjo yang memiliki perakaran kuat ini juga baik ditanam untuk pemulihan kembali areal kritis. Di Jawa Tengah, Melinjo ditanam untuk merehabilitasi lahan dan konservasi tanah di sepanjang Daerah Aliran Sungai Gobeh. Spesies ini telah direkomendasikan sebagai tanaman penghijauan.

E.   Reproduksi Gymnospermae
Organ reproduksi pada gymnospermae disebut konus atau strobilus. Tumbuhan berbiji terbuka tidak memiliki bunga, sporofil terpisah-pisah atau membentuk srobilus jantan dan betina. Makrosporofil dan makrosporangium yang tampak menempel pada strobilus betina. Letak makrosporofil dan mikrosporofil terpisah. Sel kelamin jantan berupa spermatozoid yang masih bergerak aktif. Di dalam strobilus jantan terdapat banyak anteridium yang mengandung sel-sel induk butir serbuk. Sel-sel tersebut bermeiosis dari setiap sel induk terbentuk 4 butir serbuk yang bersayap. Pada strobilus betina terdapat banyak arkegonium. Pada tiap-tiap arkegonium terdapat satu sel induk lembaga yang bermeiosis sehingga terbentuk 4 sel yang haploid. Tiga mati, dan satu sel hidup sebagai sel telur. Arkegonium ini bermuara pada satu ruang arkegonium.

Pada Gymnospermae sering terjadi poliembrioni, walaupun hanya ada satu embrio yang terus berkembang karena adanya pembelahan beberapa arkegonia. Air sudah tidak digunakan sebagai media fertilisasi karena adanya pembentukan buluh serbuk pada serbuk sari yang berkecambah.

Pada Coniferophyta dan Gnetophyta spermanya tidak mempunyai flagel, sehingga buluh serbuk menghantarkannya langsung ke mulut arkegonia. Serta pada Cycas dan Gingko fertilisasinya merupakan bentuk antara kondisi pada paku-pakuan dan tumbuhan tanpa biji lainnya, yaitu spermanya mampu berenang bebas dan bentuk pada tumbuhan berbiji yaitu spermanya tidak mampu bergerak bebas.

Gametofi jantan umumnya bersifat haustorial, yaitu menyerap makanan dari ovulum ketika tumbuh, walaupun dibutuhkan buluh serbuk tetapi tidak langsung masuk ke arkegonium. Buluh serbuk tersebut tumbuh dan menetap di dalam nuselus selama berbulan-bulan sebelum menuju gametofit betina. Setelah sampai di mulut gametofit betina, buluh serbuk robek dan melepaskan sel sperma yang berflagel banyak. Sperma tersebut kemudian menuju ke arkegonium dan membuahi telur. Dengan adanya buluh sperma tersebut maka tumbuhan berbiji tidak ada lagi yang bergantung pada ketersediaan air pada fertilisasinya.

Proses Penyerbukan dan Pembuahan
Penyerbukan yang terjadi pada tumbuhan berbiji terbuka selalu dengan cara anemogami (penyerbukan dengan bantuan angin). Serbuk sari jatuh langsung pada bakal biji. Selang waktu antara penyerbukan sampai pembuahan relatif panjang. Pembuahan yang terjadi pada gymnospermae disebut pembuahan tunggal (setiap inti generatif melebur dengan inti sel telur). Mikropil terdedah ke udara bebas. Pembuahan pada gymnospermae disebut pembuahan tunggal, karena tiap-tiap inti sperma membuahi satu sel telur.






BAB III
         PENUTUP


A.    Kesimpulan
Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka. Gymnospermae berasal dari bahasa Yunani, yaitu gymnos yang berarti telanjang dan sperma yang berarti biji, sehingga gymnospermae dapat diartikan sebagai tumbuhan berbiji terbuka.Gymnospermae terdiri dari beberapa divisi baik yang sudah punah maupun yang masih ada sampai sekarang, yaitu mencakup 3 divisi yang telah punah dan 4 divisi yang masih bertahan. Tiga divisi yang sudah punah adalah: Bennetophyta, Cordaitophyta dan Pteridospermophyta. Empat divisi Gymnospermae yang masih bertahan adalah: Ginkgophyta, Cycadophyta, Coniferophyta dan Gnetophyta.Organ reproduksi pada gymnospermae disebut konus atau strobilus. Tumbuhan berbiji terbuka tidak memiliki bunga, sporofil terpisah-pisah atau membentuk srobilus jantan dan betina. Makrosporofil dan makrosporangium yang tampak menempel pada strobilus betina.

            B. Saran
                Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekeliruan yang ada   dalam makalah ini, sehingga kami menerima segala masukannya.








DAFTAR PUSTAKA


http://meynyeng.wordpress.com/2010/06/01gymnospermae/
http://perpustakaancyber.blogspot.ca/2012/12/tumbuhan-berbiji-terbuka-     gymnospermae-klasifikasi-pengertian.html
Sugeng P. 2004. Aneka Kehidupan. Jakarta: Arena.
Sinaga, Meity. 1993. Budidaya Tumbuhan Biji Terbuka. Jakarta: Penerbit   Swadaya.
Mulia, Ricki M. 2005. Gymnospermae.Diposkan oleh Budi Utomo di 02.28

















KATA PENGANTAR


            Puji dan syukur penulis  ucapkan  kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas yang disampaikan oleh Dosen kami.
Pada kesempatan ini pula, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan dan bahan kajian pada tugas ini.
           
Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga makalah yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.


Kupang,02 April 2017


                                                                                             Penulis






DAFTAR ISI
                                                                                                                      Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................    i
DAFTAR ISI ......................................................................................................    ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………3          
A.    Latar Belakang ……………………………………………………    3
B.     Rumusan Masalah ………………………………………………...    4
C.     Tujuan …………………………………………………………….     4
D.     Metodologi .............................................................................................4
BAB II     PEMBAHASAN ………………………………………………5  
A.    Pengertian Gymnospermae ……………………………………….     5
B.     Ciri-ciri Gymnospermae ………………………………………….     6
C.     Klasifikasi Gymnospermae ……………………………………….     7
D.     Identifikasi dan Deskripsi Tumbuhan.....................................................9
D.    Reproduksi Gymnospermae ………………………………………28
BAB III    PENUTUP ……………………………………………………………30
A.    Kesimpulan ……………………………………………………….  30
B.      Saran …………………………………………………………….. 30
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….....31  



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Tumbuhan berbiji ( Spermatophyta ) adalah tumbuhan yang mempunyai bagian yang di sebut biji. Pada dasarnya tumbuhan biji itu dicirikan dengan adanya bunga sehingga sering disebut dengan tumbuhan berbunga (Anthopyta). Biji dihasilkan oleh bunga setelah terjadi peristiwa penyerbukan dan pembuahan. Dengan kata lain, biji dapat dihasilkan merupakan alat pembiakan secara seksual (generatif). Selain itu, ada juga pembiakan secara aseksual (vegetatif). 

Tumbuhan berbiji di kelompokkan menjadi dua anak divisi, yaitu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). Pada tumbuhan biji terbuka, biji tidak tertutup dengan daging buah atau daun buah (karpelum). Misalnya, pada cemara, pinus, dan damar. Sementara itu, pada tumbuhan berbiji tertutup, biji di tutupi oleh daging buah atau daun buah. Misalnya, pada mangga, durian, dan jeruk. Dalam tumbuhan berbiji banyak sekali ordo ataupuun famili dari tiap divisi. Hal ini membuktikan bahwa tumbuhan berbiji merupakan tumbuhan yang dapat dikatakan tumbuhan yang memiliki bagian yang sangatlah banyak.

Gymnospermae telah hidup di bumi sejak periode Devon (410-360 juta tahun yang lalu), sebelum era dinosaurus. Pada saat itu, Gymnospermae banyak diwakili oleh kelompok yang sekarang sudah punah dan kini menjadi batu bara : Pteridospermophyta (paku biji), Bennettophyta dan Cordaitophyta. Anggota-anggotanya yang lain dapat melanjutkan keturunannya hingga sekarang. Angiospermae yang ditemui sekarang dianggap sebagai penerus dari salah satu kelompok Gymnospermae purba yang telah punah (paku biji).



B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat kami rumuskan adalah sbb:
1.      Apa pengertian Gymnospermae?
2.      Bagaimana ciri-ciri Gymnospermae?
3.      Bagaimana klasifikasi Gymnospermae?
4.      Bagiamana identifikasi dan deskripsi tumbuhan tersebut?
5.      Bagaimana reproduksi Gymnospermae?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sbb:
1.      Untuk mengetahui apa itu Gymnospermae?
2.      Untuk mengetqhui apa saja ciri-ciri Gymnospermae?
3.      Untuk mengetahui klasifikasi Gymnospermae?
4.      Untuk mengetahui identifikasi dan deskripsi tumbuhan tersebut?
5.      Untuk mengetahui cara reproduksi Gymnospermae?

D.   Metodologi :
1.      Berdasarkan hasil survei
2.      Berdasarkan hasil pustaka













BAB II
     PEMBAHASAN

A.  Pengertian Gymnospermae
Tumbuhan dibagi menjadi dua, yaitu tumbuhan tak berpembuluh (non vaskuler) dan tumbuhan berpembuluh (vaskuler). Tumbuhan tak berpembuluh yaitu lumut, sedangkan tumbuhan berpembuluh terdiri atas tumbuhan tak berbiji, yaitu paku dan tumbuhan berbiji.

Tumbuhan berbiji ( Spermatophyta ) adalah tumbuhan yang mempunyai bagian yang di sebut biji. Pada dasarnya tumbuhan biji itu dicirikan dengan adanya bunga sehingga sering disebut dengan tumbuhan berbunga (Anthopyta). Biji dihasilkan oleh bunga setelah terjadi peristiwa penyerbukan dan pembuahan. Tumbuhan berbiji di kelompokkan menjadi dua anak divisi, yaitu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae).

Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka. Gymnospermae berasal dari bahasa Yunani, yaitu gymnos yang berarti telanjang dan sperma yang berarti biji, sehingga gymnospermae dapat diartikan sebagai tumbuhan berbiji terbuka.

Pada tumbuhan berbunga (Angiospermae atau Magnoliphyta), biji atau bakal biji selalu terlindungi penuh oleh bakal buah sehingga tidak terlihat dari luar. Pada Gymnospermae, biji nampak (terekspos) langsung atau terletak di antara daun-daun penyusun  strobilus atau runjung.

Gymnospermae telah hidup di bumi sejak periode Devon (410-360 juta tahun yang lalu), sebelum era dinosaurus. Pada saat itu, Gymnospermae banyak diwakili oleh kelompok yang sekarang sudah punah dan kini menjadi batu bara
Gymnospermae berasal dari Progymnospermae melalui proses evolusi biji. Hal tersebut dapat dilihat dari bukti-bukti morfologi yang ada. Selanjutnya Progymnospermae dianggap sebagai nenek moyang dari tumbuhan biji. Progymnospermae mempunyai karakteristik yang merupakan bentuk antara Trimerophyta dan tumbuhan berbiji. Meskipun kelompok ini menghasilkan spora, tetapi juga menghasilkan pertumbuhan xylem dan floem sekunder seperti pada Gymnospermae. Progymnospermae juga sudah mempunyai kambium berpembuluh yang bifasial yang mampu menghasilkan xilem dan floem sekunder. Kambium berpembuluh merupakan ciri khas dari tumbuhan berbiji. Salah satu contoh Progymnospermae adalah tipe Aneurophyton yang hidup pada jaman Devon, sudah menunjukkan system percabangan tiga dimensi dengan stelenya yang bertipe protostele. Contoh lainnya adalah tipe Archaeopteris yang juga hidup di jaman Devon. Kelompok ini dianggap lebih maju karena sudah menunjukkan adanya system percabangan lateral yang memipih pada satu bidang dan sudah mempunyai struktur yang dianggap sebagai daun. Batangnya mempunyai stele yang bertipe eustele yang menunjukkan adanya kekerabatan dengan tumbuhan berbiji yang sekarang.

B.  Ciri-ciri Gymnospermae
Gymnospermae memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Bakal biji tidak terlindungi oleh daun buah.
2.      Pada umumnya perdu atau pohon, tidak ada yang berupa herba. Batang dan akar berkambium sehingga dapat tumbuh membesar. Akar dan batang tersebut selalu mengadakan pertumbuhan menebal sekunder. Berkas pembuluh pengangkutan kolateral terbuka. Xilem pada gymnospermae hanya terdiri atas trakeid saja sedangkan floemnya tanpa sel-sel pengiring.
3.      Mempunyai akar, batang, dan daun sejati.
4.      Bentuk perakaran tunggang.
5.      Daun sempit, tebal dan kaku.
6.      Tulang daun tidak beraneka ragam.
7.      Tidak memiliki bunga sejati.
8.      Alat kelamin terpisah, serbuk sari terdapat dalam strobilus jantan dan sel telur terdapat dalam strobilus betina.
9.      Struktur perkembangbiakan yang khas adalah biji yang dihasilkan bunga ataupun runjung.   Setiap biji mengandung bakal tumbuhan , yaitu embrio yang terbentuk oleh suatu proses reproduksi seksual. Sesudah bertunas embrio ini tumbuh menjadi tumbuhan dewasa.
10.  Sperma atau sel kelamin jantan menuju kesel telur atau sel kelamin betina melalui tabung serbuk sari hanya terdapat pada tumbuhan berbiji.
11.  Tumbuhan biji mempunyai jaringan pembuluh yang rumit. Jaringan ini merupakan saluran menghantar untuk mengangkut air, mineral, makanan dan bahan – bahan lain.
12.  Tumbuhan berbiji terbuka memiliki pigmen hijau (klorofil) yang penting untuk fotosintesis yaitu suatu proses dasar pembuatan makanan pada tumbuhan.
13.  Gymnospermae memiliki batang yang tegak lurus dan bercabang-cabang. Daunnya jarang yang berdaun lebar, jarang yang bersifat majemuk, dan system pertulangan daunnya tidak banyak ragamnya. Hal ini sangat berbeda dengan karakteristik daun yang terdapat pada angiospermae yang sistem pertulangannya beraneka ragam.

C.       Klasifikasi Gymnospermae
Gymnospermae terdiri dari beberapa divisi baik yang sudah punah maupun yang masih ada sampai sekarang, yaitu mencakup 3 divisi yang telah punah dan 4 divisi yang masih bertahan.
Tiga divisi tumbuhan Gymnospermae yang sudah punah adalah:
1.      Bennetophyta
2.      Cordaitophyta
3.      Pteridospermophyta, sudah punah namun dianggap sebagai moyang Angiospermae.


Tumbuhan Gymnospermae yang masih ada sampai sekarang adalah:
1.      Ginkgophyta
Anggota divisio ini yang masih ada adalah Ginkgo biloba (Ginko). Ginkgo merupakan pohon besar, dapat mencapai ketinggian lebih dari 30 meter. Daun lebar berbentuk seperti kipas, dengan belahan yang berlekuk dalam. Tulang daun berbentuk menggarpu.

Ginko merupakan tumbuhan Gymnospermae yang meranggas, berumah dua, biji keras berwarna kekuningan, berukuran sebesar kelereng, berbau tidak enak. Ginko digunakan sebagai bahan obat-obatan dan kosmetik. Hanya satu jenis yang masih bertahan: Ginkgo biloba

2.      Cycadophyta
Kelas ini hanya mempunyai 1 bangsa, yaitu Cycadales dan 1 suku, yaitu Cycadaceae. Ciri yang khas untuk tumbuhan ini adalah batang yang tidak bercabang, daun majemuk, seperti kulit, tersusun sebagai tajuk di puncak batang yang memanjang.

Sporofil tersusun dalam strobilus berumah dua (dalam satu strobilus terdapat 1 alat kelamin). Strobilus jantan sangat besar, tersusun oleh sporofil-sporofil berbentuk sisik, dan banyak mikrosporangium. Pada strobilus betina (megasporofil), sporofil berupa sisik dengan 2 bakal biji. Contoh: Cycas rumphii (pakis haji).

3.      Coniferophyta atau dapat disebut Pinophyta
Ciri utama anggota Coniferae adalah adanya tajuk berbentuk kerucut (Coniferae berasal dari kata conus = ‘kerucut’ dan ferein = ‘mendukung’). Anggotanya dapat berupa semak, perdu, atau pohon. Daun-daunnya berbentuk jarum, sehingga sering disebut pohon jarum. Tumbuhan ini berumah dua, tetapi ada juga yang berumah satu. Kelas Coniferae terdiri dari beberapa ordo, antara lain Ordo Araucariales, Ordo Podocarpales, Ordo Cupressales, dan Ordo Pinales.

Ordo-ordo tersebut umumnya disusun oleh satu suku. Contoh anggota Ordo Araucariales adalah Agathis alba (Araucariaceae), contoh anggota Ordo Podocarpales adalah Podocapus imbricata (Podocarpaceae), dan contoh anggota Ordo Pinales adalah Pinus silvetris, Abies nordmanniana, dan Pinus merkusii (Pinaceae). Sedangkan Ordo Cupressales terdiri atas dua suku, yaitu Taxodiaceae (contohnya Sequoia gigantea) dan Famili Cupressaceae (contohnya Juniperus communis).

4.      Gnetophyta
Dengan anggota hanya 3 genus: Gnetum (melinjo dan kerabatnya), Welwitschia, dan Ephendra. Divisio ini memiliki strobilus jantan yang tersusun majemuk, daun berhadapan atau melingkar, seluruh pembuluh terdapat pada kayu sekunder dan tidak terdapat saluran resin. Contoh: Gnetum gnemon (melinjo), daun muda, biji dan bunganya dapat disayur. Bijinya dibuat menjadi emping,kulit kayunya digunakan sebagai bahan pembuatan benang atau kertas

C.     Identifikasi Gymnospermae dan Deskripsi Tumbuhan
1.      Ordo Cycadales, Divisi Cycadophyta
Ordo ini dicirikan dengan bentuk dan susunan daun yang mirip dengan pohon palem. Batang tidak bercabang, akar serabut, dan ujung daun mudanya menggulung seperti daun tumbuhan paku muda, termasuk dalam tumbuhan berumah dua. Alat kelamin jantan dan alat kelamin betina terdapat pada pohon yang berbeda. Pohon jantan mempunyai tongkol dengan kotak-kotak berisi serbuk sari. Pohon betina membentuk daun buah yang pipih yang pada lekukan tepi daun buah terdapat bakal biji.

Ordo ini beranggotakan sembilan genus yang masih hidup sampai sekarang dan meliputi sekitar 100 spesies. Meskipun tumbuhan ini tidak ditemukan dalam fosil diduga sudah muncul pada zaman trias sampai kapur awal. Tanda-tanda khas golongan ini adalah batang tidak bercabang, daun majemuk tersusun sebagai tajuk di pucak pohon. Cycadales baik ditemukan baik di wilayah tropic maupun subtropik, misalnya Zamia dan Cycas rumphii (pakis haji).

Adapun ciri – ciri umum dari ordo Cycadales adalah :
a.       Berupa pohon, seperti kelapa sawit dengan pertulangan daun sejajar. Batang tidak bercabang, daunnya majemuk, tersusun sebagai tajuk di puncak pohon.
b.      Berumah dua, artinya ada tanaman jantan yang menghasilkan strobilus jantan dan tanaman betina yang menghasilkan strobilus betina pada tanaman yang berbeda.
c.       Anggota ini menghasilkan strobilus yang besar. Meskipun demikian, rata – rata reproduksinya rendah. Dari 15 – 20 strobilus yang dihasilkan tumbuhan Cycas jantan, hanya satu atau dua saja yang siap melepaskan serbuk sarinya. Strobilus jantan ini menghasilkan aroma yang membuat serangga tertarik untuk datang. Setelah datang, serangga tersebut akan memakan strobilus dan berkembang biak. Pada saat yang sama, strobilus betina menghasilkan bau yang dapat mengusir serangga yang datang kepadanya. Setelah beberapa waktu, strobilus betina menghasilkan aroma yang justru menarik serangga yang berasal dari strobilus jantan. Sambil membawa mikrospora dari strobilus jantan, serangga tersebut menuju strobilus betina dan terjadilah polinasi.
d.      Daun berbagi menyirip, tersusun roset batang, daun muda menggulung.
e.       Mirip palma berkayu berbentuk pohon atau semak.
f.       Strobilus terminalis, uniseksualis, dioecious.
g.      Strobilus jantan mengandung banyak sekali mikrosporofil yang tersusun spiral dengan mikrosporangia pada permukaan bawah.
h.      Gamet jantan (spermatozoid) motil, di lingkungan air, penting untuk penyerbukan.
i.        Jumlah ovuli dua atau lebih pada tiap megasporofil.
j.        Megasporofil mirip bulu ayam, tersusun longgar di ujung batang atau tersusun rapat dan kompak.
v  Deskripsi Tumbuhan  Pakis haji (Cycas rumphii)
1.      Berdasarkan Hasil Survei
       
                  
                                                  ( Lokasi Di Penfui )
Akar         : serabut,berwarna kuning
Batang      : bulat, permukaan kasar, dan berwarna coklat kehitaman.
Daun        : daun penuh melingkar di ujung. Tipe daun majemuk, menyirip, lanset                      mengkilat. Panjang sampai 2,5 m, lebar 20-30 cm dan 50-150 pasang             dauhn pinak, tangkai berduri tajam, berwarna hijau.
Bunga       :  bungan majemuk, bentuk bulir menyatu dengan cone, cone betina                           pada ujung dengan  banyak karpofil, dengan panjang mencapai 50                               cm, tangkai pendek, kuning kecoklatan.
Buah        :  berbentuk elips, berwarna coklat.
Biji           :  biji membulat telur-menjorong, diameter 3-5 cm berwarna coklat.
2. Berdasarkan Hasil Pustaka

        
                  
                    Strobilus jantan                                            Strobilus betina
            Strobilus jantan dan strobilus betina pada tanaman pakis haji dihasilkan oleh pohon yang berlainan.  Strobilus jantan terdiri dari banyak mikrosporofil (stamen) yang tersusun spiral, masing-masing membawa banyak mikrosporangia (kantung sari) pada permukaan bawahnya. Sedangkan strobilus betina berbentuk sisik dengan 2-5 bakal biji. Megaspora (karpel) dari strobilus betina tersusun lepas satu dengan yang lain, setiap makrospora membawa 2 atau lebih ovula dipinggirnya. Ovul kemudian akan berkembang dan menghasilkan biji. Dengan bantuan angin atau hewan, karrena strobilus jantan menghasilkan aroma yang membuat serangga tertarik kepadanya. Setelah datang, serangga tersebut akan memakan strobilus dan berkembangbiak pada saat yang sama.

Klasifikasi
Ø  Kingdom                         : Plantae (tumbuhan)
Ø  Subkingdom        : Tracheobionta (berpembuluh)
Ø  Superdivisio        : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Ø  Divisio                 : Cycadophyta (sikas)
Ø  Kelas                   : Cycadopsida
Ø  Ordo                    : Cycadales
Ø  Familia                 : Cycadaceae
Ø  Genus                  : Cycas
Ø  Spesies                 : Cycas rumphii

           Ciri-Ciri Pakis Haji
a.       Tumbuhan Biji Terbuka Yang Berbentuk Menyerupai Pohon Kelapa.

b.      Daun Berbentuk Pita Dan Bertulang Daun Sejajar

c.       Daun Yang Masih Muda Menggulung Seperti Tumbuhan Paku

d.      Batangnya Tidak Bercabang.

e.       Susunan Anak Daunnya Yang Tersusun Berpasangan

f.       Berakar Tunggang

g.      Klorofil Tidak Di Dalam Kloroplas, Tetapi Tersebar Di Seluruh Sitoplasma

h.      Memiliki Pigmen Fikosianin

i.        Tumbuhan Jantan Memiliki Runjung Besar Yang Tumbuh Dari Ujung Batang


Habitat :
Jenis ini dapat ditemukan di daerah tropis dan subtropis.

Manfaat :
buah pakis dapat mengobati diabetes mellitus dan perdarahan menstruasi,batang pakis dapat mengobati hepatitis, daun pakis dapat mengobati bisul, radang kulit bernanah, atau luka bakar, pada daun pakis rambat berguna untuk penyakit amandel dan darah tinggi.

Akar beberapa jenis pakis haji dapat diinfeksi oleh sejenis Cyanobacteria, Anabaena cycadeae , yang pada gilirannya menguntungkan kedua pihak ( simbiosis mutualistis). Akar yang terinfeksi akan membentuk semacam bintil-bintil yang berisi jasad renik tersebut. Beberapa pakis haji yang besar dapat dimakan bagian teras batangnya, karena mengandung pati.

2.      Ordo Ginkgoales, Divisio Ginkgophyta
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan asli dari daratan Cina. Tinggi pohon dapat mencapai 30 meter, daun berbentuk kipas mudah gugur. dan berumah dua. Berdasarkan bukti fosil ginkgo diperkirakan telah hidup sejak jaman jura (181 juta tahun yang lalu). Serbuk sari dan bakal biji dihasilkan oleh individu yang berlainan. Anggota kelompok ini hanya ada satu species yaitu Ginkgo biloba. Spesies ini tercatat sebagai spesies pohon tertua di dunia. Selama 80 tahun spesies ini belum pernah berubah.

v  Deskripsi Tumbuhan  Ginkgo biloba
1.      Berdasarkan Hasil pustaka
Gingko biloba
Klasifikasi Ginkgo biloba
Ø  Kingdom       : Plantae
Ø  Divisio           : Ginkgophyta
Ø  Class              : Ginkgoopsida
Ø  Ordo              : Ginkgoales
Ø  Family           : Ginkgoaceae
Ø  Genus            : Ginkgo
Ø  Spesies           : Ginkgo biloba

                      (Strobilus Jantan)                                (Strobilus Betina)

Ciri khas tanaman ini adalah
a.       Mempunyai daun yang berbentuk seperti kipas dengan lebar 5 sampai 10 sentimeter dan tinggi batang mencapai 30 meter. Selain itu, daunnya juga ada yang berbentuk mirip daun paku kelompok suplir.
b.      Ketika musim penyerbukan tiba, tanaman ini mengeluarkan bau yang kurang sedap dan dijauhi oleh manusia. Habitus pohon tinggi lebih dari 1000 kaki, daun berubah warna dan menggugurkan daunnya pada musim rontok.
c.       Tumbuhan berumah dua (diesis)
d.      Gamet jantan motil, penyerbukan di air.
e.       Daun muda menggulung, melebar bentuk kipas, daun terbagi dua simetris karena lekukan yang dalam, mengalami perkembangan.
f.       Strobilus jantan berbentuk kerucut; strobilus betina dngan 2 ovuli yang berbeda kematangannya; ovulum mempunyai pembungkus berdaging yang dapat berubah warna.
g.      Lembaga mempunyai 2 cotyledon.
Habitat:
            Gingko biloba merupakan spesies tunggal dari salah satu divisio anggota tumbuhan berbiji terbuka yang pernah tersebar luas di dunia. Pada masa kini tumbuhan ini diketahui hanya tumbuh liar di Asia Timur Laut, namun telah tersebar luas di berbagai tempat beriklim sedang lainnya sebagai pohon penghias taman atau pekarangan.
Manfaat :
            Berfungsi sebagai antioksidan untuk menekan radikal bebas, untuk meremajakan sel-sel otak yaitu dengan cara memulihkan reseptor-reseptor di dalam otak serta meningkatkan serotonin.Mempunyai kemampuan untuk memperbaiki peredaran darah dan dapat memacu produksi molekul energi ATP.

3.      Ordo Pinales, Divisio Coniferophyta
            Coniferae atau lebih dikenal sebagai kelompok tumbuhan konifer diduga tumbuh melimpah pada masa Mesozoikum. Hingga saat ini Coniferae merupakan tumbuhan dominan penyusun hutan konifer di belahan bumi utara, dan sebagian tumbuh di pegunungan tropis. Coniferae pada umumnya berupa pohon yang tinggi, contohnya General Sherman (Sequoiadendron giganteum) yang merupakan pohon tertinggi di dunia. Daun konifer berbentuk kecil, tebal, seperti jarum atau sisik, dan tampak selalu berwarna hijau (evergreen).
           
Coniferae pada umumnya berumah satu karena memiliki dua jenis konus; jantan dan betina. Namun biasanya konus jantan dan betina terletak pada cabang yang berbeda. Konus jantan berukuran lebih kecil dibandingkan konus betina. Konus jantan tumbuh secara bergerombol.
a.       Pinus
Merupakan tanaman perdu yang tingginya mencapai 10 – 40 cm dan tumbuh di ketinggian 300 sampai 1.800 meter di atas permukaan laut. Pohon pinus sering dimanfaatkan kayunya untuk diolah menjadi furnitur, perabot rumah tangga, korek api, sumpit dan lain sebagainya.
v  Deskripsi Tumbuhan  Pinus merkusi
1.Berdasarkan hasil pustaka
                    

                                             (Pohon Pinus)
Klasifikasi
Ø  Kingdom                 : Plantae
Ø  Divisi                      : Coniferophyta
Ø  Sub Divisi               : Spermatophytina
Ø  Kelas                       : Pinopsida
Ø  Ordo                       : Pinales
Ø  Famili                      : Pinaceae
Ø  Genus                      : Pinus L.
Ø  Spesies                    : Pinus merkusii


(strobilus betina)            (strobilus jantan)
            Strobilus jantan dan betina pada pinus terpisah, namun masih berada pada satu pohon yang sama. Bunga jantan mirip untai. Benang sari banyak, tangkai sari dengan ujung serupa perisai, ruang sari dua, menggantung di bawah perisai ujung. Strobilus jantan membawa banyak mikrosporofil yang tersusun spiral, pada tiap mikrosporofil terdapat sepasang mikrosporangia, mikrospora bersayap.  Bunga betina yang dinamakan kerucut dengan banyak sisik kerucut yang tertimbun rapat, tersusun secara spiral. Sisik penutup serupa selaput, kerapkali kemudian menghilang. Strobilus betina membawa sejumlah sisik-sisik ovula yang juga tersusun spiral, sisik ovula tumbuh pada ketiak sisi braktea. Setiap sisik ovula membawa 2 ovula pada permukaan atasnya.  Sel kelamin jantan dihasilkan oleh runjung jantan atau strobilus jantan. Sel kelamin betina dihasilkan oleh strobilus betina. Bijinya pipih berbentuk bulat telur dengan sayap besar. Strobilus betina yang sudah masak tumbuh menjadi konus atau runjung yang mengeras dan mengayu.

Ciri khas  Pinus merkusii :
1)      Perakaran pada tanaman pinus adalah akar tunggang. Struktur perakarannya kuat mencengkram tanah, bercabang-cabang dan umumnya berwarna cokelat. Akar lembaga akan terus tumbuh menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar yang lebih kecil, menyebabkan daerah perakaran menjadi luas dan jangkauan penyerapan air dan unsur hara lebih luas juga.
2)      Pohon pinus mempunyai batang yang di bagian bawahnya lebih besar dan semakin ke atas semakin mengecil, sehingga jika dilihat dari kejauhan membentuk seperti kerucu atau limas yang memanjang. Bentuk batangnya membulat, tajuk pohon muda berbentuk menyerupai piramid, setelah tua menjadi lebih menyebar dan rata. tumbuh batang pinus yaitu tegak lurus ke atas (erectus). Permukaan batang pinus retak-retak dan berwarna kecokelatan. Percabangan batangnya monopodial, yaitu batang pokok tampak lebih jelas dan lebih cepat pertumbuhannya dari pada cabang-cabang
3)      Daun tanaman pinus merupakan daun majemuk. Daun berbentuk jarum & berkelompok atau serupa sisik, daun dan sisik tersusun spiral, sisik dan braktea lepas., dari pangkal sampai ujung daun hampir sama lebarnya. Panjang daun sekitar 10 – 20 cm. bagian pangkal daun pinus diselubungi sisik berupa selaput tipis. Ujung daun pinus meruncing dan pangkal daunnya rompang serta bagian tepi daun merata. Rantingnya berukuran pendek berbentuk seperti jarum.
4)      Strobilus bentuk conus. Strobilus jantan dan betina dalam satu pohon; strobilus jantan lebih kecil dari pada strobilus betina (berkayu), terletak aksilaris. Penyerbukan & penyebaran biji dengan bantuan angin.
Habitat :
Pinus merkusii umum tumbuh di Sumatra utara hingga ketinggian 2000 m dpl.

Manfaat :
            Hampir semua bagian tumbuhan ini bisa dimanfaatkan yang paling umum adalah dengan menyadap batang untukkemudian diolah menjadi terpentin Terpentin sebagaimana anda ketahui merupakan bahan industri parfum, obat-obatan, dan disinfektan. Sedangkan gondorukem merupakan bahan untuk membuat sabun, resin dan cat.
            Kayu Pinus merkusii juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi korek api, pulp, tiang listrik, sutra tiruan, kayu lapis, dan kertas serat panjang. Selain itu bagian kulitnya dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan dan kemudian abunya dipakai menjadi campuran pupuk karena kandungan kaliumnya yang cukup tinggi. Buahnya juga sudah diteliti untuk diolah menjadi bahan pembuatan briket.

            b.
Cemara kipas (Platycladus orientalis)
Tanaman cemara kipas adalah tanaman hias yang termasuk dalam keluarga Cupressaceae, orang orang dari Eropa yang pertama kali membudidayakan tanaman cemara kipas sebagai tanaman hias. Tanaman cemara kipas biasanya ditanam di dataran medium dan menyukai lingkungan yang lembab, dan tumbuh secara liar di hutan basah atau rawa rawa.

Selain sebagai tanaman hias, tanaman cemara kipas sering dimanfaatkan sebagai tanaman obat karena daunnya yang berkhasiat untuk mengobati demam, batuk dan mencret.



v  Deskripsi Tumbuhan  Cemara kipas (Platycladus orientalis)
      1.Berdasarkan hasil survei
                                        
(Lokasi: jln. Tompelo asrama Tentara, samping RRI)
                     Cemara kipas merupakan anggota cemara-cemaraan yang ditanaman sebagia tanaman hias di perkarangan rumah. Tanaman berbentuk kerucut dan daun membentuk penampakan kipas yang menarik. Cemara kipas juga sering dijadikan cemara hias untuk perayaan natal.
1.      Berdasarkan hasil pustaka
                      (Strobilus betina)                               (Strobilus Jantan)
            Cara pembibitan pada pohon cemara kipas ini sama seperti pohon cemara afrika yaitu dengan cara mencangkok. Maka anda harus memilih batang dari pohon cemara yang sudah cukup umur dan memiliki panjang di atas 30cm. Lalu potong dan kerat kulit batang pohon cemara tersebut. Kemudian bungkus dengan tanah, lalu balut dengan plastik bening agar dapat di pantau pertumbuhan akarnya. Lakukanlah penyiraman sehari sekali  agar akar cepat tumbuh dengan baik. Setelah akar sudah tumbuh banyak, segeralah potong dan diamkan 24jam di tempat yang lembab setelah itu baru bisa di tanam

Klasifikasi
Ø  Kingdom         : Plantae
Ø  Divisi             : Coniferophyta
Ø  Kelas             : Pinopsida
Ø  Ordo              : Pinales
Ø  Famili            : Cupressaceae
Ø  Genus            : Platycladus
Ø  Spesies           : Platycladus orientalis
Ciri-ciri tanaman ini antara lain:
1)      Tanaman cemara kipas memiliki sistem perakaran tunggang dan warna akarnya putih kekuningan.
2)      Tanaman cemara kipas adalah tanaman perdu yang mempunyai tinggi mencapai sekitar 3 sampai 5 meter. Tanaman cemara kipas mempunyai bentuk keseluruhan yang mengerucut, dan sering dijadikan sebagai pohon perayaan Natal. Tanaman cemara kipas memiliki batang yang berdiri tegak dan berbentuk bulat. Batang cemara kipas mempunyai permukaan yang kasar, dan berwarna cokelat serta percabangan banyak. Kayu tanaman cemara kipas bisa dimanfaatkan sebagai bahan dalam pembuatan pagar, tiang atau perahu.
3)      Tanaman cemara kipas mempunyai daun yang majemuk dan berwarna hijau. Cemara kipas memiliki cabang daun yang mengerucut ke samping membentuk layaknya kipas dan bersisik. Daun cemara kipas ini berbentuk pipih seperti jarum jarum yang tumpul.
4)      Tanaman cemara kipas termasuk tumbuhan berumah satu. Strilobus betina cemara kipas berbentuk seperti lonceng dan terletak di dasar cabang, sedangkan strilobus jantan berbentuk seperti cawan bercangap dua dan terletak di bagian ujung cabang serta berwarna hijau.

Habitat            :
           
Tumbuhan ini dapat hidup secara alami dimana saja kecuali pada dataran rendah yang ketinggiannya kurang dari 200 m dpl. Namun di beberapa tempat, tumbuhan ini sering ditemui.
Manfaat :
            Sebagai
pohon natal, obat cacing, meredakan batuk hingga bronkhitis, mengandung vitamin c, menghilangkan sakit otot

            c.
Damar
adalah sejenis pohon anggota tumbuhan runjung (Gymnospermae) yang merupakan tumbuhan asli Indonesia. Damar menyebar di Maluku, Sulawesi, hingga ke Filipina (Palawan dan Samar). Di Jawa, tumbuhan ini dibudidayakan untuk diambil getah atau hars-nya.

v  Deskripsi Tumbuhan  Damar (A. dammara)
1.Berdasarkan hasil pustaka

(Pohon Damar)
Ø  Kingdom            : Plantae
Ø  Divisi                  : Pinophyta
Ø  Kelas                  : Pinopsida
Ø  Ordo                   : Pinales
Ø  Famili                 : Araucariaceae
Ø  Genus                 : Agathis
Ø  Spesies               : A. dammara


(Buah Pohon Damar)

Ciri-ciri damar antara lain:
1)      Berhabitus Pohon, tahunan, tinggi 30 – 40 m.
2)      Batang , berkayu, bulat, lurus, bergetah, abu-abu.
3)      Daun tunggal, berhadapan, lonjong, tebal, tepi rata, ujung dan pangkal runcing, panjang ± 10 cm, lebar ± 5 cm, pertulangan menyirip, tangkai panjang ± 2 cm, hijau mengkilat.
4)      Bunga Majemuk, berumah satu, bunga jantan bertumpuk pada tunas yang muda, silindris, ujung runcing, bersisik, merah kecoklatan.
5)      Buah Lonjong, berperisai pipih seperti sisik, panjang ± 6 mm, putih kekuningan.
6)      Biji Pipih, putih.
7)      Akar Tunggang, kuat, coklat.
Habitat :
            Damar tumbuh secara alami di hutan hujan dataran rendah sampai ketinggian sekitar 1.200 m dpl. Namun di Jawa, tumbuhan ini terutama ditanam di pegunungan.
Manfaat :
            Damar teristimewa ditanam untuk diambil resinnya, yang diolah menjadi kopal.Resin ini adalah getah yang keluar tatkala kulit atau kayu damar dilukai. Getah akan mengalir keluar dan membeku setelah kena udara beberapa waktu lamanya. Lama-kelamaan getah ini akan mengeras dan dapat dipanen; yang dikenal sebagai kopal sadapan. Getah juga diperoleh dari deposit damar yang terbentuk dari luka-luka alami, di atas atau di bawah tanah; jenis yang ini disebutkopal galian.

4.      Ordo Gnetales, Divisio Gnetophyta
Anggota kelompok ini berupa perdu, liana (tumbuhan pemanjat) dan pohon. Daun berbentuk oval/lonjong dan duduk daun berhadapan dengan bentuk urat daun menyirip. Pada xilem terdapat trakea dan floem tidak memiliki sel pengiring. Strobilus tidak berbentuk kerucut. Ordo ini dicirikan dengan :
a.       Batang pohon yang lurus kira-kira 20 meter dan bercabang.
b.      Akarnya tunggang.
c.        Tulang daun menyirip, tipis dan melebar.
d.       Berumah dua karena strobilus jantan dan betina terletak pada pohon yang berbeda.  Namun ada pula yang berumah satu, strobilus jantan dan betina terdapat dalam 1 pohon.
e.       Strobilus uniseksual atau biseksual tidak sempurna, memanjang dan ber-buku-buku. Bunga jantan berkelompok aksilaris, berkarang, tiap bunga dengan brakteola bersatu. Bunga betina berkelompok aksilaris, berkarang, tiap bunga memiliki tiga (3) lapisan pelindung. Biji dilindungi perianth yang berdaging. Memiliki ovulum yang lebih tertutup, tetapi mikropilnya tetap terbuka.
f.       Liana berkayu, beberapa tegak.
g.      Percabangan bersendi dan menebal
h.      Daun sederhana, berhadapan, menyirip
Contoh yang terkenal dari kelompok ini adalah Gnetum gnemon (melinjo), yang daun dan bijinya dapat dimakan, sedangkan kayunya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas, serat tali, dan perabot rumah tangga. Melinjo banyak digunakan oleh orang Indonesia untuk sayur – sayuran dan emping.

v  Deskripsi Tumbuhan Melinjo (Gnetum gnemon)
1.      Berdasarkan hasil survei
          
Gnetum gnemon (Melinjo)
Lokasi : Jln. Timor Raya-oesapa
1. Akar
Akar tunggang, merayap kepermukaan, berwarna kecoklatan hingga abu – abu gelap, dan juga dalam menembus dengan kedalam tanah 3-5 meter bahkan lebih. Perakaran ini bermanfaat untuk menyokong tanaman agar lebih kuat dan membantu menyerap unsur air dalam tanah.
2. Batang
Batang melinjo berbentuk bulan memanjang, dengan diamater 10-20 cm bahkan lebih, tumbuh tegak dengan panjang mencapai 15 – 20 m, permukaan batang merata. Batang juga memiliki percabangan monopodial yaitu batang terlihat jelas, besar dan panjang pertumbuhan cabangnya.
3. Daun
           
Daun tunggal, berbentuk bulat oval dan terdiri dari beberapai helai daun, tepi merata, daun duduk saling berhadapan, dan memiliki pertulangan menyirip. Selain itu, bagian dalam daun akan memiliki serabut halus berwarna keputihan.
4. Bunga
Bunga tidak sempurna, terpisah antara bunga jantan dan betina. Bunga jantan ini terdiri dari benang sari, dan bunga betina terdiri dari karangan bulir. Biasanya dalam penyerbukan ini tidak dilakukan secara langsung, namun tetapi memerlukan bantuan dari angin maupun hewan sekitarnya.
5. Biji
Biji melinjo terbuka, lapisan luar keras, selaput dalam dilindungi dengan tandan bunga yang berdaging, biji berwarna hijau muda kalau belum matang dan sudah matang akan berwarna kemerahan tua.

2.      Berdasarkan hasil pustaka
            
            Strobilus betina                            Stobilus jantan
            Strobilus jantan dan betina pada tanaman melinjo berada pada satu tangkai strobilus yang tumbuh di ketiak daun. Di dalam strobilus betina terdapat bakal biji, biji berbentuk bulat telur terbalik pada waktu masak berwarna merah tua dengan ujung meruncing pendek dan kulit luar berdaging. Kulit biji mempunyai 3 lapisan , yaitu lapisan kulit luar (surotesta), kulit tengah (sclerotesta) dan kulit dalam (endotesta). Buah pada tanaman melinjo duduk dengan ujung yang meruncing pendek dan kulit luarnya berdaging. Biji dihasilkan oleh bungan atau strobilus.
Klasifikasi ilmiah Gnetum gnemon (Melinjo)
Ø  Kerajaan                : Plantae
Ø  Divisi                     : Gnetophyta
Ø  Kelas                      : Gnetopsida
Ø  Ordo                      : Gnetales
Ø  Famili                     : Gnetaceae
Ø  Genus                    : Gnetum
Ø  Spesies                   : Gnetum gnemon

Tanaman melinjo dapat tumbuh pada tanah-tanah liat/lempung, berpasir dan berkapur, tetapi tidak tahan terhadap tanah yang tergenang air atau yang berkadar asam tinggi dan dapat tumbuh dari ketinggian 0 – 1.200 m. Bijinya tidak terbungkus daging tetapi terbungkus kulit luar. Batangnya kokoh dan bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Daunnya tunggal berbentuk  ovalbunga dan buah sejati karena bukan termasuk tumbuhan berbunga. Yang dianggap sebagai buah sebenarnya adalah biji yang terbungkus oleh selapis aril yang berdaging.

Pohon berumah dua dan ada pula yang berumah satu yang selalu hijau dan berbatang lurus, tinggi dapat mencapai 5—10 m. Daun berhadapan, berbentuk jorong, urat daun sekunder saling bersambungan. Perbungaan majemuk soliter dan aksiler, melingkar di tiap nodus, panjang bunga 3—6 cm. Terdapat 5 – 8 bunga betina di tiap nodus, berbentuk bola. Buah seperti buah kacang, berbentuk jorong, bagian ujungnya runcing pendek, ketika masak warna buah berangsur-angsur akan berubah dari kuning, merah hingga keunguan. Satu biji dalam satu buah, buah besar dan kulit tengahnya keras berkayu.
Habitat :
            Tanaman melinjo dapat tumbuh pada tanah-tanah liat/lempung, berpasir dan berkapur, tetapi tidak tahan terhadap tanah yang tergenang air atau yang berkadar asam tinggi dan dapat tumbuh dari ketinggian 0 – 1.200 m.
Manfaat :
- Daun-daun muda, bunga dan buah (muda dan tua) biasa diolah menjadi sayur.
-    Bagian paling penting dari Melinjo adalah biji. Biji Melinjo dapat dimakan kering, dimasak, atau diawetkan menjadi kerupuk (Emping). Emping merupakan panganan hasil industri rumah tangga dan berperan penting bagi perekonomian masyarakat di Jawa.
-    Selain itu, pohon Melinjo yang memiliki perakaran kuat ini juga baik ditanam untuk pemulihan kembali areal kritis. Di Jawa Tengah, Melinjo ditanam untuk merehabilitasi lahan dan konservasi tanah di sepanjang Daerah Aliran Sungai Gobeh. Spesies ini telah direkomendasikan sebagai tanaman penghijauan.

E.   Reproduksi Gymnospermae
Organ reproduksi pada gymnospermae disebut konus atau strobilus. Tumbuhan berbiji terbuka tidak memiliki bunga, sporofil terpisah-pisah atau membentuk srobilus jantan dan betina. Makrosporofil dan makrosporangium yang tampak menempel pada strobilus betina. Letak makrosporofil dan mikrosporofil terpisah. Sel kelamin jantan berupa spermatozoid yang masih bergerak aktif. Di dalam strobilus jantan terdapat banyak anteridium yang mengandung sel-sel induk butir serbuk. Sel-sel tersebut bermeiosis dari setiap sel induk terbentuk 4 butir serbuk yang bersayap. Pada strobilus betina terdapat banyak arkegonium. Pada tiap-tiap arkegonium terdapat satu sel induk lembaga yang bermeiosis sehingga terbentuk 4 sel yang haploid. Tiga mati, dan satu sel hidup sebagai sel telur. Arkegonium ini bermuara pada satu ruang arkegonium.

Pada Gymnospermae sering terjadi poliembrioni, walaupun hanya ada satu embrio yang terus berkembang karena adanya pembelahan beberapa arkegonia. Air sudah tidak digunakan sebagai media fertilisasi karena adanya pembentukan buluh serbuk pada serbuk sari yang berkecambah.

Pada Coniferophyta dan Gnetophyta spermanya tidak mempunyai flagel, sehingga buluh serbuk menghantarkannya langsung ke mulut arkegonia. Serta pada Cycas dan Gingko fertilisasinya merupakan bentuk antara kondisi pada paku-pakuan dan tumbuhan tanpa biji lainnya, yaitu spermanya mampu berenang bebas dan bentuk pada tumbuhan berbiji yaitu spermanya tidak mampu bergerak bebas.

Gametofi jantan umumnya bersifat haustorial, yaitu menyerap makanan dari ovulum ketika tumbuh, walaupun dibutuhkan buluh serbuk tetapi tidak langsung masuk ke arkegonium. Buluh serbuk tersebut tumbuh dan menetap di dalam nuselus selama berbulan-bulan sebelum menuju gametofit betina. Setelah sampai di mulut gametofit betina, buluh serbuk robek dan melepaskan sel sperma yang berflagel banyak. Sperma tersebut kemudian menuju ke arkegonium dan membuahi telur. Dengan adanya buluh sperma tersebut maka tumbuhan berbiji tidak ada lagi yang bergantung pada ketersediaan air pada fertilisasinya.

Proses Penyerbukan dan Pembuahan
Penyerbukan yang terjadi pada tumbuhan berbiji terbuka selalu dengan cara anemogami (penyerbukan dengan bantuan angin). Serbuk sari jatuh langsung pada bakal biji. Selang waktu antara penyerbukan sampai pembuahan relatif panjang. Pembuahan yang terjadi pada gymnospermae disebut pembuahan tunggal (setiap inti generatif melebur dengan inti sel telur). Mikropil terdedah ke udara bebas. Pembuahan pada gymnospermae disebut pembuahan tunggal, karena tiap-tiap inti sperma membuahi satu sel telur.






BAB III
         PENUTUP


A.    Kesimpulan
Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka. Gymnospermae berasal dari bahasa Yunani, yaitu gymnos yang berarti telanjang dan sperma yang berarti biji, sehingga gymnospermae dapat diartikan sebagai tumbuhan berbiji terbuka.Gymnospermae terdiri dari beberapa divisi baik yang sudah punah maupun yang masih ada sampai sekarang, yaitu mencakup 3 divisi yang telah punah dan 4 divisi yang masih bertahan. Tiga divisi yang sudah punah adalah: Bennetophyta, Cordaitophyta dan Pteridospermophyta. Empat divisi Gymnospermae yang masih bertahan adalah: Ginkgophyta, Cycadophyta, Coniferophyta dan Gnetophyta.Organ reproduksi pada gymnospermae disebut konus atau strobilus. Tumbuhan berbiji terbuka tidak memiliki bunga, sporofil terpisah-pisah atau membentuk srobilus jantan dan betina. Makrosporofil dan makrosporangium yang tampak menempel pada strobilus betina.

            B. Saran
                Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekeliruan yang ada   dalam makalah ini, sehingga kami menerima segala masukannya.








DAFTAR PUSTAKA


http://meynyeng.wordpress.com/2010/06/01gymnospermae/
http://perpustakaancyber.blogspot.ca/2012/12/tumbuhan-berbiji-terbuka-     gymnospermae-klasifikasi-pengertian.html
Sugeng P. 2004. Aneka Kehidupan. Jakarta: Arena.
Sinaga, Meity. 1993. Budidaya Tumbuhan Biji Terbuka. Jakarta: Penerbit   Swadaya.
Mulia, Ricki M. 2005. Gymnospermae.Diposkan oleh Budi Utomo di 02.28



















Komentar

Postingan Populer